PURBALINGGA, INFO – Musim kemarau yang relative panjang mengakibatkan beberapa wilayah terdampak kekeringan dan kekurangan air bersih. Di Kabupaten Purbalingga sampai dengan saat ini ada 92 desa di 15 kecamatan yang terdampak kekeringan dan kekurangan air bersih.
“Dibandingkan dengan tahun sebelumnya musim kemarau tahun ini relative panjang bukti dari itu sampai hari kemarin per 3 Oktober kita sudah kirim air selama 101 hari di 92 desa dengan jumlah 2.741 tangki,” kata Kasi Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Purbalingga, Muhsoni atau yang akrab disapa Soni saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (4/10).
Soni menjelaskan pada tahun sebelumnya Tahun 2018, BPBD Purbalingga telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 3.018 tangki. Menurutnya, dalam rangka penanganan kekeringan pada tahun ini BPBD Purbalingga mendapatkan bantuan dari berbagai instansi dan komunitas yang ada di Purbalingga.
“Ada partisipasi dari komunitas seperti Papeling, Alumni SMPN 1, Alumni SMAN 1 dan SMAN 2 Purbalingga dan dari beberapa komunitas lainnya, sampai hari ini CSR dari komunitas dan instansi ini lumayan banyak ada 1.054 tangki termasuk di dalamnya ada OPD yang ada di Purbalingga,” jelasnya.
Ia menjelaskan OPD yang telah berkontribusi melakukan distribusi air bersih diantaranya Setda Kabupaten Purbalingga, BKPPD Purbalingga, Dinporapar Purbalingga, Bakeuda Purbalingga, Dinpermasdes Purbalingga, Dinpertan Purbalingga, dan Dinkes Purbalingga. Selain itu, beberapa pihak kecamatan juga turut melakukan distribusi air bersih seperti Kecamatan Karanganyar, Kecamatan Kemangkon dan Kecamatan Bobotsari dengan total CSR dari 45 komunitas/badan usaha/instansi pemerintah dan yang lainnya.
“Nanti pada saatnya tentu kami akan melaporkan semua bantuan untuk masyarakat ini secara transparan yang akan kami laporkan ke Bupati Purbalingga meskipun selama ini setiap sore kami selalu laporkan,” terang Soni.
Soni menerangkan penanganan bencana kekeringan ini bukan hanya menjadi tanggung jawab BPBD Purbalingga melainkan menjadi tanggung jawab bersama. Dengan harapan penanganan kekeringan seperti ini dapat diterapkan dalam rangka penanganan bencana yang lainnya.
“Cuma untuk kekeringan ini karena lebih dikenal oleh masyarakat sehingga banyak dari masyarakat yang peduli dengan bencana kekeringan seperti ini,” ungkapnya.
Ia menjelaskan selama ini Purbalingga selalu berada di urutan tertinggi untuk pendistribusian air bersih. Sehingga dibutuhkan penanganan yang permanen untuk menangani kekeringan bersama dengan OPD terkait.
“Contohnya dengan pembuatan embung, pembuatan sumur, pamsimas yang selama ini kurang maksimal ke depan diupayakan dimaksimalkan itu, kemarin sudah kita rapatkan secara bersama OPD terkait pengelolaan Pamsimas,” pungkas Soni. (PI-7)