PURBALINGGA, HUMAS – Tak sampai menunggu lama, puluhan jenis jajanan tradisional Purbalingga ludes dibeli warga yang sudah menunggu sejak acara belum dimulai. Bahkan sejumlah warga yang tak sabar mencicipi sudah berdesakan saat para pelaku kuliner tengah menata produknya.
Tak hanya dikunjungi warga Purbalingga saja, kegiatan Festival Kuliner Tradisional Purbalingga yang digelar dalam rangka HUT ke 69 Kemerdekaan Republik Indonesia itu, juga di datangi sejumlah warga dari luar Purbalingga seperti dari Purwokerto, Banjarnegara dan lainnya.
“Kebetulan ingin main ke Alun Alun Purbalingga. Malah ada keramaian seperti ini. Anak-anak pengin beli jajanan tradisional ini,” ungkap Suharti, warga Purwokerto yang dating berama keluarganya.
Pengunjung lainnya bahkan sudah sempat memborong aneka jajanan tradisional untuk oleh-oleh buat keluarganya. “Sudah beli ini sekresek (tas plastik-red). Ada ondol, opak, tahu pedas, ketan bakar, sudah beli semua. Buat dirumah pak,” kata Siti Julina asal Ponjen Kecamatan Karangannyar yang sengaja datang karena mendapat informasi adanya pameran kuliner dari HP-nya.
Panitia festival kuliner tradisional, mendatangkan sedikitnya 20 jenis kuliner tradisional dari para produsen kuliner tradisional asal wilayah Kecamatan Rembang dan Purbalingga. Total omset jajanan yang dihadirkan mencapai nilai Rp 6 juta. Tiap jenis jajanan, dikemas seharga Rp 2000 hingga Rp 3000, namun dijual hanya seharga Rp 1000.
“Tahun ini kelihatan lebih meriah dari tahun kemarin, lebih tertib dan lebih teratur. Kita berusaha melibatkan masyarakat untuk mengenalkan dan memasyarakatkan produk tradisional Purbalingga,” kata Bepala Bidang UMKM Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Dinperindagkop) Purbalingga, Gatot Budi Raharjo.
Menurut Dia, pihaknya terus melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan festival kuliner tradisional yang sudah beberapa tahun terakhir diselenggarakan. Dirinya berjanji akan terus mengupayaan kegiatan serupa pada event-even lainnya sehingga eksistensi jajanan Purbalingga makin eksis.
“kegiatan ini juga sebagai salah satu langkah untuk mengenalkan produk Purbalingga sehingga masyarakat akan mencintai dan mengunakan produk local Purbalingga. Seperti yang selalu diharapkan oleh Bapak Bupati Sukento,” tambahnya.
Kuliner tradisional yang ditampilkan berasal dari Paguyuban Perajin Makanan Tradisional Desa Makam, Rembang meliputi Cau Ijo, Klepon, Cucur, Jongkong, Krawu, Awug Awug, Getuk, Grontol, Cenil dan lainya. Mereka juga memperkenalkan minuman khas desa Makam yakni Wedang Kapol.
“Wedang Kapol adalah minuman yang terbuat dari ramuan Kapulaga dan Manis Jangan yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat Rembang. Selain segar juga berkhasiat bagi kesehatan,” aku pembuatnya, yang berasal dari Desa Tanalum Kecamatan Rembang.
Selain dari Desa Makam, juga ditampilkan kuliner tradisional desa Bantarbarang, Rembang, terdiri dari Krupuk Leper dan Ondol Ondol. Varian kuliner lainnya dihadirkan pelaku UMKM Purbalingga, diantaranya Rangin Kandanggampang, Cimplung Slinga, Tahu Bulat Pedas Kalikabong, Ketan Bakar Babakan, Tape Ketan dan jajanan tradisional lainnya.
Selain festival kuliner tradisional Purbalingga, masyarakat juga dihibur pentas Barongsay dan kuda kepang asal Desa Onje, Mrebet. Di tempat terpisah, yakni di Taman Kota Bojong dihadirkan pentas band pelajar. Sebelumnya, di alun alun diselenggarakan upacara detik detik proklamasi kemerdekaan RI dengan inspektur upacara Bupati Sukento Rido Marhaendrianto.
Pada malamnya, diselenggarakan malam resepsi di Pendapa Dipokusumo Purbalingga. Dalam acara tersebut dihadirkan sejumlah hiburan seperti penampilan Paduan Suara Dharma Wanita/PKK Purbalingga, Musik Kulintang, Keroncong Nadya Dewi, dan pentas lawak Mbolo dan Gudel. Puncak acara hiburan dihadirkan sajian Campursari Amik DS. (Hardiyant0)