PURBALINGGA- Setelah 5 Tahun Purbalingga tidak memecahkan rekor di Museum Rekor Indonesia (Muri), kemarin Kamis, (11/4) kembali menorehkan sejarahnya. Rekor tersebut yakni 2 rekor baru terciptakan dan 1 rekor memecahkan rekor yang telah ada.
Untuk 2 rekor Muri baru, pertama pemecahan rekor untuk pasangan bupati dan wakil bupati yang memiliki tanggal dan bulan yang sama yakni tanggal 11 April. Kedua rekor perayaan ultah bersama tanggal lahir dengan jumlah terbanyak yakni 3.202 orang. Kemudian 1 rekor Muri terpecahkan untuk pagelaran wayang denga kelir terpanjang.
Manager eksekutif Muri, Sri Widayati mengatakan untuk rekor yang pertama kondisi tersebut memang belum tercatat di Muri untuk pasangan pimpinan daerah untuk hari ulang yang sama dan pada ini merupakan yang pertama tercatat di Muri, dan tercatat sebagai rekor ke 7381.
“Rekor tersebut di nobatkan kepada Bapak Tasdi, SH,MM sebagai Bupati dan Ibu Dyah Hayuning Pratiwi, SE,BEcon sebagai Wakil Bupati,” kata Widayati disela-sela penghargaan Muri.
Kemudian pada perayaan ulang tahun yang dilakukan pasangan bupati dan wakil bupati ternyata tidak hanya dilakukan berdua saja. Tetapi mengajak kepada masyarakat mempunyai tanggal lahir yang sama yakni tanggal 11 April. Setelah data yang terhimpun ada sebanyak 3202 yang hari ini bersama-sama berulang tahun dengan bupati dan wakil bupati.
“Kejadian ini juga baru pertama di Muri sehingga kita juga menganugrahkan piagam penghargaan dengan tajuk rekor perayaan ulang tahun bertanggal lahir sama dengan jumlah terbanyak yakni 3202 orang, sehingga menciptakan rekor baru,” tambah Widayati
Kemudian Muri juga mencatat rekor dunia yakni pagelaran wayang dengan kelir terpanjang yakni 56,5 meter. Rekor ini sekaligus menumbangkan rekor sebelumnya yang dipegang Bupati Wonogiri, Begug Purnomosidi dengan panjang 51 meter.
“Piagamnya diberikan kepada penyelenggaranya Dinbudparpora dan pemrakarasanya bapak bupati Purbalingga,” kata Widayati lagi.
Sedangkan Bupati Purbalingga, Tasdi mengatakan rekor muri wayang yang dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian pemerintah untuk nguri-nguri kesenian sebagai budaya asli Indonesia yang telah diakui oleh dunia. Kami sebagai Bupati dan wakil bupati yang masih muda harus ngurnguri budaya Indonesia khusunya wayang.
“Karena didalam tontonan wayang itu ada nilai-nilai adilihung, ada nilai-nilai jadi diri bangsa Indonesia bagaimana harus bergotong royong dan menghormati sesama,” kata Tasdi
Untuk itu Pemkab Purbalingga akan mempelopori dengan adanya 7 dalang dan 25 sinden yang asli produk Purbalingga Bupati berharap muncul dalang-dalang dari Kabupaten Purbalingga. Yang nantinya akan membawa kemajuan bagi wayang kulit di Purbalingga.
Terkait dengan Muri Ultah, Bupati mengatakan kebetulan ulang tahunnya sama dengan wakil bupati. Bupati tidak mau merayakan ulang tahun sendirian. Buoati menginginkan membagi kebahagian dengan seluruh rakyat, dan alhamdulilah di Purbalingga ada 3202 rakyat Purbalingga yang hari itu lahir 11 April.
“Sehingga kita ingin membangun silaturahmi dan mmembangun lebih dekat dengan rakyat, bukan hanya sekedar perayaan ulang tahun namun sekaligus bisa curhat,”katanya
Sekaligus menggali informasi dari masyarakat, terkait permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat. Ternyata banyak persoalan yang harus diselesaikan 5 tahun kedepan, terkait dengan penganguran, kemiskinan dan lain sebagainya.
Momentum ultah juga sebagai wahana instropeksi diri, duet kepemimpinan yang baru 49 hari, lanjut Tasdi harus bisa mengerakan bagaimana greget masyarakat Purbalingga bisa seeyeg seeko projo untuk memangun kabupatennya
“Pemerintah daerah tidak sendiri, bupati dan wakil bupati tidak bisa sendirian. Karena kita bukan malaikat, kita manusia biasa, yang butuh kebersamaan dan kegotongroyongan seliruh masyarakat untuk membangun Purbalingga yang lebih baik,”pungkas Tasdi.
Sebagai informasi Purbalingga saat ini telah menciptakan rekor Muri sebanyak 21 rekor Muri yakni saat kepemimpinan Bupati Triyono Budi Sasongko (TBS) sebanyak 17 rekor dan kepemimpinan Bupati Tasdi sebanyak 3 rekor. (Sapto Suhardiyo)