PURBALINGGA, INFO – Sebanyak 24 sekolah mulai jenjang Sekolah dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mengikuti lomba Sekolah Adiwiyata tingkat Kabupaten Purbalingga. Penilaian dilakukan bertahap mulai Senin (6/11) hingga satu pekan ke-depan. Penilaian Adiwiyata bertujuan untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan hidup melalui kegiatan pembinaan, penilaian dan pemberian penghargaan Adiwiyata kepada sekolah.
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Bahan Berbahaya Beracun dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup (PS, B3 PKLH) Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Purbalingga, Sukirto, S.Pd, M.Si mengatakan, dari 24 sekolah yang dinilai terinci atas delapan sekolah dasar, 10 SMP dan 6 SMA/SMK. Penilaian hari I dilakukan di SDN 3 Kutabawa, Kecamatan Karangreja, dan SDN 1 Limbasari, Kecamatan Bobotsari.
“Sekolah yang telah mengikuti lomba ini paling tidak sudah mulai menyadari arti pentingnya berbudaya lingkungan hidup di sekolah. Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang telah menerapkan sistem dengan maksud untuk mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan,” kata Sukirto disela-sela acara penilaian Adiwiyata di SDN 3 Kutabawa dan SDN 1 Limbasari, Senin (6/11).
Sukirto mengatakan, target sasaran Adiwiyata adalah lingkup pendidikan formal setingkat SD, SMP, SMA atau sederajad. Sekolah menjadi target pelaksanaan karena sekolah turut andil dalam membentuk nilai-nilai kehidupan, termasuk nilai-nilai untuk peduli & berbudaya lingkungan hidup. “Sekolah-sekolah yang telah melaksanakan program Adiwiyata berhak untuk mendapatkan penilaian dan selanjutnya diberikan penghargaan yang diberikan secara berjenjang. Soal nomor prestasi, bukan tujuan utama, namun yang paling utama adalah membangkitkan kepedulian dan berbudaya lingkungan hidup dalam kehidupan di sekolah,” kata Sukirto.
Kriteria penilaian penghargaan Adiwiyata, jelas Sukirto, meliputi empat aspek yaitu, aspek kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan hidup, aspek kurikulum sekolah berbasis lingkungan hidup, aspek kegiatan lingkungan di sekolah berbasis partisipatif dan aspek pengelolaan sarana dan prasarana pendukung sekolah yang ramah lingkungan.
“Sekolah yang telah menerapkan Program adiwiyata dapat merasakan manfaat baik bagi penerapan sistem belajar, proses belajar dan hasil pembelajaran khususnya bagi peserta didik,” kata Sukirto.
Sementara itu Kepala SDN 1 Limbasari, Kecamatan Bobotsari, Rr Dwi Suci mengatakan, pihaknya sangat mendukung program Adiwiyata yang digalakan oleh pemkab Purbalingga melalui Dinas Lingkungan Hidup.
“Program Adiwiyata kami nilai mampu mengubah perilaku warga sekolah untuk melakukan budaya pelestarian lingkungan serta mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan kondusif bagi seluruh warga sekolah,” kata Dwi Suci, saat menerima kunjungan tim penilai.
Hal senada juga diungkapkan Kepala SDN 3 Kutabawa, Suparto, S.Pd. Menurut Suparto, program Adiwiyata mampu menjadi tempat pembelajaran bagi generasi muda tentang pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik, dan benar. “Melalui penilaian Adiwiyata ini, kami nilai mampu menciptakan kondisi yang lebih baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah mulai dari guru, siswa, orang tua siswa, dan warga masyarakat sekitar sekolah,” kata Suparto. (PI-1/Pri)