PURBALINGGA – Sebanyak 30 Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Purbalingga terima bantuan peralatan untuk Usaha Kecil Menengah, Minggu (19/7) di Pondok Pesantren Nurul Barokah, Desa Beji, Bojongsari. Sebanyak 16 ponpes diantaranya mendapatkan bantuan berupa paket peralatan konveksi dan 14 diantaranya mendapatkan paket peralatan bakery.
Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM menyampaikan tahun ini Pemkab Purbalingga punya program pemberdayaan ekonomi Pondok Pesantren. “Yang namanya Ponpes kita sentuh karena apapun berdirinya Ponpes ini tidak hanya berkontribusi dalam rangka menciptakan generasi penerus bangsa yang insani, qurani dan berakhlakul karimah. Akan tetapi juga sesungguhnya Ponpes juga harus berpikir bagaimana para santri setelah selesai mengenyam pendidikan di Ponpes ini bisa mandiri,” kata Bupati dalam acara Kopi Darat (Kopdar) UMKM Jawa Tengah di Ponpes Nurul Barokah, Minggu (19/7).
Ia melanjutkan, masing-masing Ponpes sebelumnya telah dicatat dan diinventarisir untuk dikenali potensinya. Masing-masing ternyata memiliki potensi yang berbeda-beda, ada yang di bidang pertanian, konveksi, perikanan dan sebagainya. Setelah itu mereka mendapatkan pelatihan selama 1 bulan, kemudian diserahkan bantuan peralatan secara bertahap.
“Setelah dapat pelatihan dan peralatan, ke depan nanti kita juga bisa bantu permodalan agar bagaimana santri ini setelah selesai pendidikan bisa mandiri, paling tidak bisa cari pekerjaan sendiri atau membuka lapangan sendiri menjadi entrepreneur,” ungkapnya.
Disamping menyerahkan bantuan peralatan, Bupati juga memotivasi para punggawa UMKM dari berbagai wilayah di Jawa Tengah yang hadir dalam kegiatan tersebut. Bupati mengajak agar bagaimana di tengah krisis pandemic Covid-19 sektor perekonomian rakyat bisa bergerak.
Di Kabupaten Purbalingga, Bupati mengenalkan beberapa kebijakan Pemkab Purbalingga dalam rangka mensupport agar UMKM menjadi penyangga perekonomian daerah. Diantaranya melalui Perbup Bela-Beli Produk Purbalingga, yakni gerakan setiap kesempatan kegiatan/acara pemerintah dengan berdayakan pelaku UMKM di bidang kuliner, dsb.
“Di sektor permodalan, kita kerjasama dengan perbankan BUMD dengan saham Pemda membuat program ‘Kredit Mawar’, yakni kredit melawan rentenir. Yakni kredit dengan suku bunga 0%,” katanya.
Melalui DinkopUKM dan Dinperindag juga dilakukan pembinaan kepada pelaku UMKM. Diantaranya berupa pelatihan, peralatan, bantuan packaging produk. Sedangkan di sektor pemasaran, Pemkab Purbalingga bekerjasama dengan Bukalapak melalui platform Tuka-Tuku. Sehingga produk UMKM unggulan di Purbalingga sudah bisa dijual secara online yang mampu melayani permintaan dalam jumlah banyak.
“Kita juga bekerjasama dengan Alfamart, sepanjang toko ini berdiri di Purbalingga syaratnya mereka harus mau bekerjasama dan menjual produk UMKM lokal. Sekarang baru 4 Alfamart target saya seluruh Alfamart di Purbalingga bisa menjual produk UMKM dari Purbalingga ini,” katanya.(Gn/Humas)