PURBALINGGA INFO, Kalau berbicara kuliner tentunya tak akan ada habisnya. Seperti itu juga dengan Gecot Pak Sis yang sudah melegenda selama 30 tahun masih tetap eksis dan nyami’ dicari para penggemarnya. Bertempat di los yang sederhana di Jalan Isdiman tepatnya di sebelah timur Radio SBS Purbalingga.
Lika-liku dunia pergecotan membuat Pak Sis mengalami 3 kali perpindahan tempat jualan, hal tersebut dikarenakan tempat mangkalnya merupakan los sewaan yang setiap tahunnya biaya sewanya naik. Diceritakan selama 15 tahun di depan PMI Purbalingga, kemudian pindah di depan Hotel Utama selama 10 tahun mangkal, dan di tempat yang baru sudah mangkal selama 5 tahun.
Kesederhanaan warung gejot Pak Sis masih terasa dari susunan meja dan bangku panjangnya yang masih terbuat dari kayu jawa. Bukan warung yang kekinian dengan meja stainless atau meja kopi ala anak muda. Depan warungnya juga hanya terdapat spanduk bertuliskan “ Gecot Pak Sis”, yang konon pada kepemimpinan Bupati kala itu “Bupati TBS” menjadi menu favoritnya untuk mengenalkan Kuliner Purbalingga ke dunia luar.
“ Saya sudah berjualan sejak 30 tahun yang lalu, bersama warung makan Tamansari kala itu masih di dekat PMI Purbalingga. Warung Tamansari sekarang sudah bisa membeli los, sedangkan saya masih ngontrak, sehingga harus berpindah-pindah tempat jualan,” kata Pak Sis sambil menguleg sambal gecotnya, Rabu (15/6/2022).
Menurut Pak Sis, sambal yang diulegknya terbuat dari cabai rawit yang sudah dikukus, kacang tanah yang digoreng kemudian ditumbuk dengan gula jawa dan ditambahkan dengan sedikit garam. Yang menjadi nyami sambel gejotnya dikarenakan dikasih bawang putih mentah sehingga sangat terasa, bawangnya. Selain itu juga pengunjung bisa memesan tingkat kepedasan, sedang atau pedas dan super pedas.
Sebelum dicampur, tahu putihnya digoreng terlebih dahulu sehingga kehangatan gecotnya pun terasa. Seperti gejot pada umumnya, campuran gejot ini pun terdiri dari irisan tahu goreng, irisan ketupat, irisan sayur kol, kerupuk, yang membedakan hanya bawang merah goreng sebagai toppingnya.
Jika dilihat dari rasa dan banyaknya sangat pas bagi kalangan masyarakat bawah yang berkantong “cekak”. Gecot Pak Sis dijual dengan dua porsi, yakni porsi sedang dan banyak. Porsi sedang dihargai hanya 10 ribu rupiah sedangkan porsi jumbo dihargai sebesar 15 ribu rupiah.
“ Enak dan pas bumbunya,” kata Wisnu salah satu pelanggannya.
Ketika ditanya regenerasi sehubungan sudah lanjut usia, Pak Sis hanya menjawab belum dilakukan dikarenakan ketiga anaknya merupakan semua perempuan padahal untuk berjualan harus membutuhkan tenaga yang ekstra. Hal itu dikarenakan warung buka sejak pukul 10 siang dan tutup jam 8 malam. (dy)