PURBALINGGA – Sebanyak 569 paket sembako bantuan Bank Indonesia dan Pemkab dibagikan untuk Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di wilayah perkotaan. Pembagian dilakukan oleh Bupati Dyah Hayuning Pratiwi dan Kepala Unit Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Kunto Hari Wibowo di halaman pendopo Dipokusumo, Jumat pagi (8/5).

Bantuan paket dari Bank Indonesia sebanyak 500 paket, namun jumlah PKL mencapai 569. Disamping menambah jumlah, pemkab Purbalingga juga menambah isi bingkisan di tiap-tiap paket berupa mie instan dan telor.

Dikatakan Bupati Tiwi, para PKL merupakan salah satu kelompok yang terdampak akibat adanya pandemi korona. Bahkan mereka sempat tidak berjualan akibat adanya virus korona di Purbalingga khususnya dan Indonesia pada umumnya.

“Pedagang Kaki Lima yang ada di lingkungan wilayah kota, mereka merupakan salah satu masyarakat yang terdampak karena omset mereka sudah barang tentu mengalami penurunan yang drastis dengan adanya pandemi covid-19.” katanya.

Sementara perwakilan BI, Kunto Hari Wibowo saat mendampingi bupati menyerahkan bantuan mengatakan, sebelumnya bantuan sebanayak 500 paket diserahkan oleh pimpinan BI Purwokerto, langsung kepada bupati Purbalingga. Kegiatan pemberian bantuan bagi masyarakat terdampak korona juga dilakukan oleh BI di kabupaten-kabupaten lain. Bantuan paket sembako diharapkan  dapat meringankan masyarakat yang terdampak korona.

“Kemarin dengan pimpinan sudah menyerahkan bantuan ini, langsung kepada bupati. Hari ini oleh pemda Purbalingga langsung didistribusikan ke PKL tanpa jeda. Dan memang berdasarkan survei dari Bank Indonesia, UMKM sangat terpukul dengan kondisi seperti ini. Bahkan dari beberapa survei ada sejumlah PKL yang mengalami penurunan omset sampai 50%,” jelasnya.

Salah satu pedagang asal Majasem Kemangkon yang biasa berjualan di Purbalingga Food Center Deni Hamdani (32) mengungkapkan kegembiraannya karena bantuan tersebut merupakan hal yang ditunggu-tunggu. Berharap pandemi covid-19 ini segera selesai dan masyarakat disiplin mengikuti anjuran pemerintah. Pasalnya selama adanya korona, dirinya tidak bisa berdagang sehingga tidak mempunyai penghasilan.

“Bantuan ini merupakan harapan yang ditunggu-tunggu, karena beberapa minggu kami tidak jualan. Dengan bantuan ini semoga bisa membuat kami sekeluarga tetap tinggal di rumah dan tidak berkeliaran. Dan mudah-mudahan korona segera selesai, tidak bertambah banyak dan masyarakat makin disiplin terkait anjuran-anjuran tetap tinggal di rumah.” katanya dengan wajah berseri.

Puji Rahayu (30) juga mendapatkan bantuan paket sembako. Dia biasa berjualan opor di Purbalingga Food Center. Semenjak adanya pandemi covid-19, terpaksa tidak bisa berjualan opor. Dia mengaku beralih jualan es batu di rumah. Suaminya saat ini bekerja di Bandung dan berharap suaminya tidak perlu pulang kampung demi kesehatan keluarga.

“Saya tidak pernah jualan opor di PFC semenjak korona. Saat ini saya hanya jualan es batu saja di rumah. Suami saya kebetulan di Bandung, tapi kan nggak bisa pulang sudah 5 bulan. Namun saat ini mending jangan pulang dulu lah, kalau pengin keluarganya sehat mending jangan pulang dulu,” katanya polos.

Puji juga mengucapkan terimakasih kepada pemerintah, pasalnya bantuan tersebut sangat bermanfaat di tengah situasi yang tidak menentu akibat pandemi covid-19. Dan berharap Purbalingga ke depan lebih maju selepas korona ini. “Terimakasih buat pemerintah dan bu Tiwi, bantuan ini Insya Alloh bisa buat menyambung hidup,” ungkapnya. (umg/humaspurbalingga).