PURBALINGGA, INFO- Dalam rangka upaya peningkatan daya beli di level akar rumput masyarakat, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga memetakan level Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM). Hal itu disampaikan Bupati Tasdi saat menerima Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Jendral Soedirman (Unsoed) Kamis (18/1/2018) di Pendapa Dipokusumo Purbalingga.
Tasdi mengatakan, dari ribuan UMKM yang ada di Purbalingga, 70% berstatus kontinuitas. Artinya, kata dia ada 70% UMKM yang bisa diharapkan atau bisa berlanjut tanpa resiko bangkrut. Menurutnya, upaya meningkatkan daya saing UMKM di Purbalingga yaitu peran serta pengambil kebijakan sejauh mana berpihak pada masyarakat kecil. Dia mencontohkan dengan program bela beli yang dicanangkannya bisa mendongkrak perekonomian di Purbalingga.
“Di Desa Banjaran, Bojongsari ada pengrajin gribig dan piti yang sudah renta. Dengan kebijakan nasi piti setiap event yang ada di Purbalingga, pengrajin-pengrajin bamboo yang selanjutnya menjadi piti bisa kita angkat,” kata Tasdi.
Tasdi juga berujar saat ini program bela beli juga merambah ke sektor air mineral. Lewat produk “Banyuku”, Pemkab pun mewajibkan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) untuk mengkonsumsi air mineral produksi Pemkab tersebut. Dia melanjutkan, jika Banyuku telah menguasai pasar di Purbalingga, produk sejenis dari luar akan dibatasi agar Purbalingga semakin berdaya.
Dia menambahkan, selain program bela beli juga diharapkan kredit yang dikucurkan kepada UMKM bisa menstimulus keberlangsungan sehingga masyarakat Purbalingga tidak hanya menjadi masyarakat yang konsumtif akan tetapi berevolusi menuju masyarakat yang produktif. Dia tidak mau masyarakat Purbalingga hanya menjadi obyek persaingan namun harus ikut andil menguasai pangsa pasar.
“Masyarakat Purbalingga lewat UMKMnya harus mampu berdaya saing. Produk kita tidak kalah dengan yang sudah tenar bahkan sebenarnya di atas. Mental petarung dan mindset harus kita ubah sehingga masyarakat Purbalingga lebih produktif,” pungkas Tasdi. (PI-8)