“Kegiatan ini juga dalam rangka nguri-uri kebudayaan lokal dan kesenian Tek-tek atau Kentongan ini memang menjadi salah satu yang populer,” kata Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi.Festival berlangsung cukup meriah dan ramai dipadati penonton di saat musim libur sekolah ini. Penampilan peserta kentongan sudah mulai menjadi tontonan dan pusat perhatian masyarakat sejak start di GOR Mahesa Jenar lalu menyisir Jalan Jenderal Soedirman.Puncaknya, masing-masing grup kesenian kentongan memberikan performa terbaiknya di panggung kehormatan yang berada di sisi selatan Alun-alun. Acara dibuka dengan 2 penampilan seni tari, yakni Tari Limbasari dari Sanggar Puri Beksa dan Tari Kreasi Seblak remong dari Sanggar Sekar Periang.
Festival Kentongan ini terselenggara berkat dukungan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2024. “Jadi di dalamnya kita juga sekaligus mengkampanyekan ‘Gempur Rokok Ilegal’,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga, Tri Gunawan Setyadi mengungkapkan Festival Kentongan diramaikan oleh 8 grup kesenian kentongan yang berasal dari Kabupaten Purbalingga dan Banyumas. Mereka antara lain : Pantek Laksus, Bambu Wulung, Harmoni Suara Serayu, Krida Kukila, Swara Junior Percussion, Valente, Irama Sabuk Wulung, dan Citra Nada.
“Penampilan mereka diperlombakan dan total hadiah yang diberikan sejumlah Rp 12,5 juta,” kata Tri Gunawan.
Akhir acara, diumumkan hasil penilaian para dewan juri. Juara 1, diberikan kepada grup kentongan Citra Nada, Juara 2 Irama Sabuk Wulung, Juara 3 Valente, Juara Harapan 1 Swara Junior Percussion, Juara Harapan 2 Krida Kukila, Juara Harapan 3 Harmoni Suara Serayu.(Gn/Prokompim)