PURBALINGGA – Dimasa moderan ini sering mendengar istilah milenial. Mereka yang termasuk dalam kegiatan digital oleh para pakar menggolongkannya berdasarkan tahun awal dan tahun akhir penggolongan generasi milenial terbentuk bagi mereka yang lahir pada tahun 1980,1990, atau pada awal tahun 2000 sampai dengan sekarang.
Bupati Purbalingga yang diwakili oleh Asisten Administrasi Umum Sekda, Kusmatadhi SH menyampaikan Secara umum generasi milenial memiliki karakter sangat akrab dengan media dan internet. “Mereka juga terbuka ide dan gagasan orang lain namun disisi lain mereka rawan memiliki potensi karakter negative seperti kurang peka terhadap lingkungan social, pola hidup bebas, cendrung bersifat individualristik, kurang realitis dan kurang bijak dalam menggunakan media kondisi ini merupakan tantangan sendiri bagi orang tua dan dunia pendidikan,” katanya saat menjadi Keynote Speaker Acara Penyambutan Siswa Baru SD Muhammadiyah 1 Purbalingga, Sabtu (7/7) di Pendopo Dipokusumo.
Dalam mendidik generasi milenial, Ia mengakui sejarah telah mencatat dan membuktikan kepeloporan Muhammadiyah kususnya dalam bidang pendidikan telah memberikan sumbangan dan kontribusi yang berharga bagi bangsa ini. Yaitu mampu melahirkan kader bangsa yang beriman, cerdas, berkepribadian, dan maju dalam pikirannya, serta mampu menghadapi tantangan dan permasalahan kehidupan di berbagai aspek termasuk di dalamnya pendidikan terhadap generasi milenial.
“Selain itu juga Muhammadiyah mampu memberikan dorongan melalui proses pembelajaran sehingga generasi milenial menjadi generasi yang berilmu, berkualitas berkemajuan dan memberi manfaat dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, budaya, dan agama,” katanya.
Mengingat pentingnya pembangunan sumber daya manusia untuk kemajuan bangsa maka pemerintah di tahun 2020 akan memproritaskan pembangunan sumber daya manusia tanpa mengesampingkan pembangunan lainya. sebelumnya presiden Indonesia Joko Widodo telah mengeluarkan Inpres nomor 12 tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental. Inpres tersebut adalah dalam rangka memperbaiki dan membangun karakter bangsa Indoneisa.
Melaksanakan revolusi mental yang mengacu kepada nilai-nilai integritas, etos kerja, dan gotong royong untuk membangun budaya bangsa yang bermatabat, moderen, maju, makmur dan berdasarkan Pancasila. Demekian pula penguatan pendidikan karakter anak bangsa pemerintah telah menerbitkan perpres nomor 87 tahun 2017 tentang penguatan pendidikan karakter.
“Dalam perpres itu di sebutkan penguatan pendidikan karakter adalah gerakan dibawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalu harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga,” imbuhnya.
Dalam kesempatan ini Ia menyampaikan sekaligus titip pesan kepada para orang tua maupun tenaga pendidik yang hadir. Pertama bahwa anak adalah amanah yang harus di syukuri sekaligus merupakan titipan dari yang maha kuasa, untuk itu didiklah dengan sebaik-baiknya agar nantinya dapat memberikan manfaat dan berguna bagi nusa dan bangsa.
“Kedua anak atau remaja mempunyai dunianya sendiri untuk itu tugas kita sebai orang tua adalah membimbing dan mengarahkan kepada hal-hal yang positif,” katanya.(Ar/Humas)