PURBALINGGA- Grup kenthongan Lakone dari Kecamatan Padamara meraih juara pertama setelah mengantongi nilai tertinggi pada festival kenthongan HUT ke 74 RI tahun 2019 yang digelar di alun-alun Purbalingga pada Jum’at malam 31 Agustus 2019. Nilai tertinggi yang diraih grup Lakone atas penilaian dan ditetapkan tiga orang juri yakni Sungging Suharto, Yusmanto SSN dan Sukotjo. Terinci, nilai yang diraih masing-masing juara 1 dengan nilai 1.785 grup Lakone Padamara, juara II nilai 1.768 grup Punji Kastala Jetis Kec Kemangkon dan juara III 1.745 grup Ajisaka Kec Kaligondang.
Selain juara utama, pihak penyelenggara yakni Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga memberikan penghargaan dan hadiah bagi juara harapan I dengan nilai 1.736 grup Plana Asri Kecamatan Karangjambu, harapan II dengan nilai 1.715 grup Bujang Anom Purbalingga Kulon dan juara harapan III dengan nilai 1.712 grup Irama Sabuk Wulung Kec Kaligondang. Festival diikuti 22 grup kenthongan perwakilan dari seluruh Kecamatan di Kabupaten Purbalingga.
Sebelum mengumumkan peraih juara, Sungging Suharto selaku dewan juri festival kenthongan menuturkan bahwa perlu evaluasi lomba kenthongan di masa yang akan datang. Ia katakan, hampir seluruh peserta yang mengikuti festival kurang memaknai ataupun mencerna judul. Menurutnya, seharusnya festival kenthongan ruh-nya harus ada pada kenthongan itu sendiri. namun saat ini peserta banyak terjebak pada kata-kata kreatifitas tari dan dominasi dari angklung.
“Kami para juri mengamati dari awal sampai akhir pertunjukan, harusnya kenthongan diutamakan sebagai alat musik utama, jangan hanya jadi properti tari dan harus dipukul. Karena judulnya festival kenthongan, kenthongan harus dimainkan, nek ora ditabuh, ra sah gawa kenthongan, cukup dengan tari saja,” tutur Singgih.
Singgih menambahkan, evaluasi berikutnya juga pada tata letak panggung pertunjukan dan juga pencahayaan. Menurutnya, panggung pertunjukan seharusnya steril dari warga yang hilir mudik dengan bebas. Harusnya ada pembatas atau barikade, sehingga para pemain kenthongan diberi ruang cukup saat mengekspresikan diri tanpa terganggu. Singgih akui, masih banyak yang perlu dibenahi dan diperbaiki lagi untuk penyelenggaraan festival kenthongan ke depan baik dari memaknai kenthongan itu sendiri, pertunjukan oleh para peserta, tata panggung, area sekitar panggung, dan juga pencahayaan.
Sementara Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM dalam sambutannya sebelum festival dimulai menyampaikan terima kasih atas antusias peserta dan juga kehadiran masyarakat di alun-alun memeriahkan festival kenthongan dalam rangka memperingati HUT ke 74 Kemerdekaan RI tahun 2019. Kegiatan rutin yang dilaksanakan tiap tahun ini adalah bagian nguri-uri budaya dan makin menumbuhkan rasa cinta pada seni budaya lokal Purbalingga khususnya kenthongan.
“Dari kenthongan ini kita harus berbangga karena Purbalingga jadi langganan di undang ke Istana Negara. Festival ini selain dalam rangka uri-uri budaya, sekaligus unjuk kebolehan para seniman lokal Purbalingga sehingga makin menumbuhkan kecintaan kita pada seni budaya yang ada di Purbalingga,” kata Bupati Dyah H Pratiwi. (t/humpro2019)