PURBALINGGA – Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM menghadiri kegiatan Pengajian Akbar dalam Rangka Santunan Anak Yatim di Halaman Mushola Nur Hidayah, Desa Prigi, Padamara, Sabtu (14/9). Bupati mengapresiasi kegiatan ini, sebab dengan santunan akan melatih kepedulian masyarakat terhadap sesama yang membutuhkan.
“Kegiatan santunan ini membuktikan masyarakat Desa Prigi memiliki kepedulian besar membantu mereka yang menbutuhkan. Kita doakan agar mereka, anak-anak yatim penerima santunan kelak menjadi anak yang soleh/solehah, generasi yang insani, qurani dan berkontribusi dalam mewujudkan Purbalingga yang akhlakul karimah,” tutur Bupati Tiwi.
Ia berharap kegiatan yang juga dirangkaikan dengan pengajian akbar ini tidak sekedar seremonial saja. Akan tetapi juga dimanfaatkan untuk mempererat silaturahmi baik antar sesama masyarakat/umat maupun dengan umaro (pemerintah) dan ulama.
“Terimakasih kepada segenap masyarakat yang telah menyengkuyung kegiatan pengajian ini. Masyarakat diharapkan tetap guyub rukun. Sebab keguyubrukunan adalah kunci utama untuk desa Prigi yang maju dan Purbalingga yang maju,” katanya.
Bupati dalam sambutannya memohon kepada masyarakat untuk didoakan agar kegiatan Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan Kabupaten Purbalingga diberi kelancaran hingga akhir masa jabatannya.
“Satu tahun lagi saya akan purna dan menjadi rakyat biasa. Maka pada kesempatan kali ini mohon doa restu agar kami beserta jajaran Pemkab Purbalingga diberi kekuatan lahir batin untuk selesaikan masa akhir jabatannya dengan baik dan lancar. Yang namanya pimpinan harapannya bisa selesaikan masa jabatan dengan selamat, dan tidak meninggalkan masalah apa-apa,” tutur Bupati.
Pada kesempatan ini, Bupati juga menyerahkan sejumlah uang untuk turut mendukung suksesnya penyelenggaraan kegiatan ini.
Sementara itu Panitia Penyelenggara Pengajian Akbar dalam Rangka Santunan Anak Yatim Desa Prigi, Sukamto mengatakan beberapa bulan yang lalu, telah memperingati 1 syawal (Idul Fitri) dimana seluruh umat muslim telah menikmati kemeriahannya. Demikian beberapa pekan yang lalu juga telah merayakan Idul Adha, namun tidak semua umat manusia merasakan kemeriahan itu.
“Bulan Muharram ini, kita memeriahkan dan ada dampak, ada efek, untuk menggembirakan anak-anak yang diistimewakan oleh Allah Subhanahuwataala dan Rosululloh (Anak Yatim). Ketika kita membicarakan gembira, maka hubungannya adalah hati dan hati adalah cinta, kalau sudah cinta maka tidak ada ruang dan waktu,” katanya.
Penyerahan santunan kepada anak yatim ini, akan lebih dimantapkan kembali dengan dilanjutkan pengajian yang diisi oleh Hari Wahyudi SSos yang merupakan ustadz dari AKSI (Akademi Sahur Indonesia) Indosiar. Pengajian kali ini diisi dengan materi mengenai fiqih dan keistimewaan menyantuni anak yatim.
“Dalam pemberian santunan kepada anak yatim ini, kami menggunakan mahzab Imam Syafii, karena di negeri kita banyak yang menggunakan mahzab ini. Dimana batasan usia maksimal anak yatim yiatu 15 tahun. Sehingga terdata anak yatim di Desa Prigi terdaftar ada 30 anak,” katanya.(Gn/Humas)