PURBALINGGA, INFO-Sebanyak 13 peserta mengikuti perpus fest yang diselenggarakan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinarpus) Kabupaten Purbalingga. Ke-13 peserta tersebut berasal dari berbagai latar belakang mulai dari perpustakaan sekolah dan mandiri yang sekarang banyak tersebar di banyak tempat di Kabupaten Purbalingga.
Perhelatan tersebut diselenggarakan mulai dari 16-18 September. Dibuka oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan sekda Purbalingga, Agus Winarno Senin (16/9/2019) kemarin, acara tersebut bertujuan agar warga Purbalingga mulai sadar tentang pentingnya literasi (membaca dan menulis) sehingga tercipta Sumber Daya Manusia (SDM) warga masyarakat Purbalingga yang unggul.
Ditemui saat acara di halaman Dinarpus Purbalingga, Selasa (17/9/2019) coordinator pengelola perpustakaan SMA yang mewakili MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) Catur Andiyanto mengatakan, stand yang dia wakili merupakan kumpulan pengurus perpustakaan dari empat sekolah yaitu SMA N 1 Purbalingga, SMA N 2 Purbalingga, SMA N 1 Karangreja dan SMA N 1 Kutasari.
“Kami mewakili empat sekolah yaitu SMA N 1 Purbalingga, SMA N 2 Purbalingga, SMA N 1 Karangreja dan SMA N 1 Kutasari,” kata Catur.
Saat disinggung mengapa hanya empat sekolah yang diwakili, dia mengaku hal tersebut untuk menjadi motivasi bagi sekolah lain agar lebih berprestasi tentang pengelolaan perpustakaan. Diketahui keempat sekolah tersebut adalah sekolah yang pernah berprestasi di tingkat provinsi maupun nasional. Sekolah-sekolah tidak akan mengikuti lomba lagi karena perlombaan perpustakaan akan dipergilirkan.
“Ini untuk memotivasi agar sekolah-sekolah lain juga berprestasi. Di antara kami semua melakukan tukar pikiran bagaimana mengembangkan perpustakaan di antara sekolah-sekolah. Semoga di tahun-tahun mendatang akan bertambah sekolah yang bisa mewakili pada perhelatan seperti ini,” ujarnya.
Titi Budi Rahayu, yang ditunjuk PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) Kabupaten Purbalingga mengikuti acara tersebut menuturkan, PGRI ikut andil dalam acara itu agar masyarakat Purbalingga melek dengan literasi. Selain itu, ajang tersebut bisa menjadi perkenalan karya bagi penulis-penulis Purbalingga khususnya yang menulis tentang pendidikan agar lebih dikenal masyarakat.
“Kita punya penulis-penulis hebat dalam bidang pendidikan sehingga ajang ini cocok untuk memperkenalkan hasil karya mereka,” pungkasnya. (KP-4).