PURBALINGGA – PT Enviro Total Solusi (ETS) mencoba menjajaki kerjasama penanganan sampah dengan Pemerintah Kabupaten Purbalingga. Cheef Executive Officer PT ETS Dr Lina Tri Mugi Astuti SE MM menyampaikan, penanganan sampah yang ditawarkan yakni pengelolaan sampah mandiri konsep zero waste insitu.
“Tujuan konsep ini yaitu agar ada perbaikan tata kelola TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) agar lebih profesional, melakukan pengelolaan zero waste di hulu, memanfaatkan sampah rumah tangga agar memiliki nilai ekonomi dan mengubah budaya masyarakat untuk membiasakan memilah sampah,” katanya.
Ada 3 konsep yang ditawarkan. Pertama, dari sektor pengelolaan TPA, yakni pemanfaatan sampah dengan penangkapan gas methan untuk tenaga listrik dan pencegahan bau busuk, pengumpulan air lindi menjadi kompos dan pemanfaatan lain.
Kemudian, sektor zero waste di hulu, PT ETS menawarkan teknoogi karbonisasi dengan mengubah sampah menjadi bio karbon, pestisida hayati, dan pupuk cair. Selain itu juga Teknologi incinerator, menjadikan sampah sebagai sumber energy listrik dengan energy panas.
“Dilakukan juga pelatihan, pendampingan TPST 3R (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu – Reduce, Reuse, Recycle) dan bank sampah untuk dikelola berkelanjutan,” katanya.
Sementara itu Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM mengungkapkan, Purbalingga saat ini masih memiliki persoalan sampah. Terutama pada pengelolan TPA yang baru saja dibangun, yakni di Bedagas (Kecamatan Pengadegan).
“Kita TPST 3R sudah ada dan dikelola oleh KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) hanya saja masih belum maksimal, meskipun sudah tersedia tempat sampah terpilah. Sekarang masih dalam progress untuk bisa lebih maksimal,” ungkapnya.
Terkait dengan penawaran PT ETS, bupati memberikan sejumlah bahan masukan yang mungkin bisa dijadikan pertimbangan/tantangan mencarikan solusi sampah. Pertama, paling sederhana bupati meminta agar sampah yang ada di TPA Bedagas tidak lagi berbau dan mengganggu masyarakat.
“Seperti yang kita ketahui, TPA Bedagas kami bangun dengan sistem Sanitary Landfill atau sampah ditimbun dengan tanah. Akan tetapi ketika musim hujan ini seringkali menimbulkan bau yang mengganggu,” katanya.
Berkaitan dengan keterbatasan APBD Kabupaten Purbalingga, sebisa mungkin solusi yang ditawarkan tidak memakan biaya yang terlalu tinggi. Bupati menawarkan agar solusi yang diberikan tidak selalu berkaitan dengan high technology akan tetapi bisa dengan solusi inovatif sederhana yang efektif.
“Kami juga ingin ada solusi agar sampah tidak idle, artinya semua sampah masuk bisa terkelola oleh mesin pemilah yang ada di TPA Bedagas, sehingga tidak ada yang tertimbun (tidak terkelola),” katanya.(Gn/Humas)