PURBALINGGA, HUMAS – Untuk membangun jembatan Linggamas (Purbalingga-Banyumas) ternyata membutuhkan dana hingga Rp 80 miliar. Angka itu jauh melampaui alokasi yang direncanakan, yakni Rp 20 miliar. “Biaya sebesar itu bila jembatan dibangun dengan menggunakan beton pracetak, bukan konstruksi baja,” tutur Kepala Bagian (Kabag) Pembangunan Setda Purbalingga, Drs Suroto M.Si, Jumat (30/12).
Rencananya, Jembatan Linggamas yang membentang di atas Sungai Klawing akan menghubungkan desa Kedungbenda kecamatan Kemangkon Purbalingga dengan Desa Petir Kecamatan Sokaraja Banyumas. Total panjang jembatan itu 146 meter, ditambah oprit (jalan menuju jembatan) di sisi Purbalingga dan Banyumas masing-masing 250 meter.
Padahal dana yang dialokasikana hanya Rp 20 miliar. Masing-masing Rp 7,5 miliar dari APBD Purbalingga, Rp 7,5 miliar dari APBD Banyumas dan Rp 5 miliar dari APBD Pemprop Jateng.
Menurut Suroto, biaya yang harus dikeluarkan jauh lebih murah bila jembatan dibangun dengan konstruksi baja. Masalahnya, jembatan baja sangat rawan pencurian baud. Berbeda dengan beton pracetak yang boleh dibilang bila sudah jadi tidak lagi membutuhkan perawatan.
“Jadi kami meminta konsultan untuk mendesain ulang konstruksi jembatan supaya biayanya lebih murah, tapi tetap memenuhi standar keamanan dan keselamatan. Karena anggarannya hanya Rp 20 miliar. Kalau harus nambah, ya paling antara Rp 5 miliar atau Rp 10 miliar masih wajar,lah,” ujar Suroto.
Seperti diberitakan sebelumnya, Jembatan Linggamas kelak membuka akses jalan dari Purwokerto langsung menuju wilayah kecamatan Kemangkon. Jalur ini nantinya bisa menjadi jalan tembus kendaraan yang hendak menuju wilayah Banjarnegara dan Semarang.
Tim kedua Pemkab masing-masing dari DPUK dan Bagian Pembangunan, serta konsultan Detail Enginering Design (DED) CV Kubang Enginering Consultan Semarang telah melakukan pengecekan dan pemantapan lapangan di lokasi Nopember lalu. Pihak pemerintahan desa Kedungbenda dan Petir juga dilibatkan untuk membantu pembebasan tanahnya. (Humas/os/y)