PURBALINGGA – Peragaan batik di dalam goa sukses diselenggarakan Pemkab Purbalingga, Minggu (27/8). Peragaan busana yang berlangsung di goa vulkanik dari lahar beku ini berlangsung di Objek Wisata Goa Lawa Purbalingga (Golaga) dengan menampilkan busana batik buatan pembatik dan disainer lokal.
Disainer kondang Samuel Wattimena yang juga sekaligus pengarah dalam acara Batik In The Cave Amazing Golaga ini, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan pertama di Indonesia bahkan mungkin dunia. “Ini langka banget, goanya ternyata bagus sekali, nggak bau, nggak pengap dan lighting juga keren,” katanya.
Pada peragaan ini, Ia berusaha merespons goanya sendiri. Yakni bukan memindahkan ballroom ke dalam goa, akan tetapi memindahkan model ke dalam (menyesuaikan) ekosistem goa. Tujuan acara ini adalah menggugah masyarakat Indonesia secara luas untuk melihat berbagai potensi di daerah masing-masing yang mereka miliki untuk kemudian diangkat secara bersama-sama.
“Sensasinya adalah kita bisa meilihat dimensi antara ruang, model dan disain yang dihadirkan. Kalau kita sering show di Jakarta, di panggung fashion yang dilihat hanya dimensi pakaiannya dan gedungnya diabaikan. Sebaliknya di sini gedungnya (goa) menjadi latar yang mengidupkan karya-karya karya disainer,” ungkapnya.
Peragaan motif batik kali ini masih menggunakan hasil produksi pembatik yang sudah ada, atau belum ada perancangan motif khusus. Samuel Wattimena batik yang ditampilkan kali ini sudah cukup bagus untuk standard Purbalingga dan punya potensi untuk dikembangkan lagi agar lebih menasional.
Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM mengatakan melalui acara ini Pemkab Purbalingga ingin menyuguhkan konsep yang berbeda yakni fashion show dan pameran batik di dalam Goa. Termasuk di dalamnya juga melibatkan disainer dan pembatik lokal, demikian sebanyak 38 peragawati dari lokal khususnya dari kalangan milenial.
“Event ini selain untuk mempromosikan batik Purbalingga, ini juga dalam rangka mempromosilan event wisata di Purbalingga. Terlebih akan hadirnya Bandara JB Soedirman, kita harus bisa lebih banyak menawarkan attraction yang berbeda,” katanya.
Fashion show ini juga melibatkan 4 peragawati dari nasional. Mereka adalah Dessy Mulasari, Dining, Mungky, dan Enci. Mereka mengaku pertama kali mengikuti peragaan busana di dalam goa. Pada kesempatan ini, mereka menampilkan baju dari disainer nasional seperti Dimas Mahendra, Audrey, Nindi dan juga Samuel Wattimena.
“Semuanya menggunakan batik Purbalingga, makanya ada motif kelelawar-kelelawarnya. Jadi benang merah dari batik Purbalingga juga muncul dari disainer-disainer dari Jakarta,” kata Dessy Mulasari.
Mereka juga merasakan sensasi yang berbeda, pada peragaan kali ini. Menurutnya kalau gedung adlah hal biasa, terlebih gedung adalah bangunan buatan manusia, sedangkan goa adalah buatan alam.
“Jadi perasaan bahwa kita bagian dari alam itu makin terasa, terutama batik juga bentuk pengejawantahan alam dalam bentuk kain. Jadi ini merupakan satu kesatuan,” katanya.(Gn/Humas)