Purbalingga, Info – Festival Kopi Purbalingga #2 sudah selesai digelar. Acara yang dihelat di halaman parkir selatan GOR Guntur Darjono pada Jumat-Minggu, 8-10 November 2019 ini penuh sesak pengunjung.
“Acara ini adalah ajang perayaan bersana bagi para pegiat, pecinta dan penikmat kopi Purbalingga,” kata Ashari Kimiawan, Ketua Ruang Kopi Purbalingga pada sambutan di pembukaan festival, Jumat (08/11).
Pada kesempatan tersebut, Ashari menyebutkan bahwa Kabupaten Purbalingga pernah memiliki catatan manis dalam Industri Perkopian. Menurut Catatan Stastistik Pemerintah Hindia Belanda, pada era 1800an, wilayah Purbalingga menjadi produsen kopi terbesar di wilayah karesidenan Banyumas dengan jumlah pohon kopi mencapai lebih dari 10 juta pohon. Namun, perlahan Kopi Purbalingga menurun dan kini hanya diusahakan sporadis di beberapa tempat.
“Saat ini, industri kopi mulai menggeliat di dunia, juga di Indonesia, tak terkecuali di Purbalingga,” ujarnya.
Menurut owner Kedai Kopikalitas itu, petani kopi mulai bergairah budidaya kopi. Kemudian, mulai tumbuh juga industri hilir kopi seperti roastery dan pengolahan kopi. Kedai, warung dan cafe yang menyajikan kopi lokal Purbalingga pun mulai bertebaran di Purbalingga.
“Festival kopi ini menjadi momen untuk mengembalikan kejayaan kopi Purbalingga,” ujarnya.
Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga pun memberikan support penuh gelaran tersebut. Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menyatakan akan mengeluarkan kebijakan untuk membangkitkan kopi Purbalingga.
“Saya akan keluarkan surat edaran untuk menghimbau dinas agar menyediakan kopi lokal Purbalingga di dapurnya,” ujarnya.
Bupati Tiwi yakin dengan antuasiasme masyarakat yang sedemikian besar menghadiri festival, kopi Purbalinga akan bisa kembali bangkit. “Bukan hanya nasional, bisa internasional, bukan tidak mungkin kedepan kopi Purbalingga bisa ekspor lagi,” ujarnya.
Festival Kopi Purbalingga #2 yang bertagline ‘mayuh ngopi maning’ diikuti oleh sekitar 30 pegiat kopi dari hulu ke hilir. Ada petani, roastery juga kedai / cafe / warung kopi yang semuanya menyajikan kopi lokal Purbalingga. Selain itu, ada stand kuliner dari UMKM Purbalingga yang menyediakan camilan pendamping kopi.
Panitia pun telah mempersiapkan kemasan acara dengan baik. Ada bursa kopi, Deklarasi Kopi Purbalingga, Bupati Menyeduh, Focus Group Discussion (FGD) yang menghadirkan narasumber Direktur Operasional Rolas Nusantara Mandiri (PTPN XII) Ir. Setyo Wuryanto dan hiburan-hiburan selama 3 hari penyelenggaraan.
“Selama dua hari penyelenggaraan ada sekitar 20 ribu cup kopi yang diseduh,” ujar Gunanto Eko Saputro, perwakilan panitia.
Gunanto menyebutkan ada perputaran ekonomi yang luar biasa dari gelaran tersebut. “Omset lebih dari 100 juta selama tiga hari penyelenggaraan dari penjualan seduhan kopi saja, belum dari penjualan kopi kemasan dan kuliner,” ujarnya.
Selain menyajikan kopi lokal, acara tersebut juga melibatkan pengrajin bambu Purbalingga yang membangun booth-nya. Kemudian, penyelenggaraan acara tersebut juga digawangi oleh ‘anak nongkrong kopi’ yang tergabung dalam JAP Organizer. (PI-7)