PURBALINGGA – Bawor dalam dunia pewayangan, khususnya wayang Banyumasan menggambarkan seorang tokoh dengan perilaku manusia yang berkarakter baik. Bicaranya sederhana, mudah dipahami dan pengabdiannya tulus tidak punya rasa pamrih serta setia kepada negara dan atasanya.
“Karakter wayang Bawor itu, kalau bicara apa adanya, dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Pengabdianya tulus, tidak punya pamrih pribadi (lugu). Melaksanakan tugasnya dengan rasa tanggung jawab. Kesetiannya kepada negara dan Bendoronya ( atasannya) sampai dengan dirinya rela berkorban, ibaratnya matipun akan dilaksanakan,”tutur Budayawan Purbalingga Berjuluk Waru Doyong Subeno, saat memberikan petuah budaya pada acara Pentas Kesenian Uyon-Uyon di Pendapa Dipokusumo Purbalingga, Selasa malam (19/5)
Subeno menambahkan, karakter Bawor juga bermental tangguh, ulet serta banyak akalnya, dan takut kepada Dewa (Tuhan)
“ Bawor itu, mentalnya tangguh, ulet, dan banyak akal, juga sederhana, serta takut kepada Dewa (Tuhan). Selain itu, Bawor juga berpegang pada kebenaran, hitam dikatakan hitam, putih juga dikatakan putih dan tidak mau sebaliknya. Karakter Bawor juga bisa digambarkan tabiat masyarakat Banyumas pada umumnya,”jelasnya.
Karakter Bawor dalam wayang, sambungnya, juga ada local wisdom (kebajikan lokal). Jadi kebajikan lokal dalam wayang Bawor filosofinya adalah menggambarkan perilaku manusia, baik perilaku yang baik maupun buruk. Bawor sebagai sebagai wayang khas Banyumasan juga menggambarkan karakter tabiat masyarkat Banyumas pada umumnya.
“Oleh karena itu, dalam wayang, Bawor sebenarnya ada kebajikan lokal, karena tokoh tersebut merupakan wayang Banyumasan. Mestinya masyarakat juga harus demikian, namun hal tersebut tidak usah menjadi perdebatan. Karena wayang dijalankan semaunya yang membuat(dalang), akan tetapi, kita cari baiknya dari wayang Bawor tersebut,”ujarnya.
Namun, tambah Subeno, karakter Bawor yang demikian tersebut baik untuk ditiru, karena meniru itu kepada apa saja. Baik itu kepada Lebah dan Semut juga kita bisa meniru baiknya.
“Meneladani/meniru itu kepada siapa saja itu bisa. Pemerintah kalau bisa menggali dan merumuskan tabiat/karakter wayang Bawor tersebut untuk menjadikan kebajikan lokal yang baik agar ditiru/diimplentasikan. Dan kalau itu semua diiplementasikan dan meniru yang bai-baik, maka akan tercapailah apa yang mejadi citacita/tujuannya,”pintanya.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Dan Olah Raga (Dinbudparpora) Kabupaten Purbalingga Subeno mengatakan, budaya itu merupakan sesuatu yang adiluhung atau luar biasa. Sehingga budaya harus terus di jaga.
“Budaya kita, khususnya budaya Indonesia itu sesungguhnya luar biasa ragam dan jenisnya. Banyak juga buadayawan yang sudah mengantarkan budaya leluhur Indonesia. Jadi sebagai bangsa Indonesia seharusnya kita berterimaksih serta bersyukur atas apa yang ada di Indonesia yaitu adanya budaya. Untuk itu, kegiatan seni yang bertujuan melestarikan budaya kedepan tetap harus berjalan. Dengan petuah dari budayawan, semoga warga Purbalingga semakin berbudaya serta semakin bisa menikmati budaya sebagai bagian dari hidup,”tandasnya. (Sukiman)