PURBALINGGA – Tari ‘Leng Kem’ dari Purbalingga keluar sebagai juara I pada Festival Tari Ungulan Daerah Tingkat Jawa Tengah yang digelar di Gedung Kesenian PRPP (Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan) Semarang, Kamis (4/6). Tari Leng Lem menggambarkan gerak-gerik penari yang ceria dan energik dengan pakaian Lengger Banyumasan yang dimodifikasi.
Tari Leng Kem diciptakan oleh Juniati, S.Pd, piñata music SBj Utomo dan dibawakan tujuh orang penari dari Sanggar Puri Beksa. Penampilan tari ini mampu memukau para juri dan peserta dari kabupaten lain. Purbalingga akhirnya menempati posisi pertama, sedang posisi juara II dan III diraih Kabupaten Pemalang dan Sragen.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinbudparpora Purbalingga, Drs Sri Kuncoro yang dihubungi melalui telepon dalam perjalanan ke Purbalingga mengungkapkan, pihaknya merasa bangga atas ide dan karya putra putrid Purbalingga dibidang seni tradisi. Ide dan karyanya betul-betul variatif dan luar biasa dengan dasar gerakan pakem Banyumasan.
“Sudah empat tahun berturut-turut ide dan kreasi para penari Purbalingga menjadi penampil terbaik pada ajang yang sama. Tahun 2014 lalu tampi dengan tari Sier,” kata Sri Kuncoro.
Kuncoro menambahkan, tari Leng Kem memang masih terdengar asing. Tari ini merupakan tari kreasi yang berlatar belakang Lengger Banyumasan. Secara etimologi, Leng Kem berasal dari dua kata. Leng diambil dari suku pertama Lengger yang dalam bahasa Banyumasan berarti penari. Sedang Kem adalah Kempreng atau rebana yang menjadi properti pementasan. Musik pengiringnya berasal dari gamelan calung, gamelan dari bambu wulung. Sedang Kempreng yang digunakan untuk mengiringi tarian rakyat menggambarkan semangat keceriaan atau kebahagiaan para penarinya.
“Untuk penarinya menggunakan pakaian Lengger Banyumasan yang dimodifikasi. Unsur yang dikenakan tetap ada kemben, stagen, jarit dan sampur. Bagian kepala penari dihiasi dengan sanggul konde dan bunga kanthil serta beberapa hiasan yang menarik,” tambah Sri Kuncoro. (y)