PURBALINGGA_Sapu produksi warga Purbalingga laku dan dijual di luar negeri (eksport). Sapu berbahan glagah merupakan karya Haryono warga RT 01 RW 3 Desa Kalimanah Kulon Kecamatan Kalimanah. Salah satu jenis sapu tangkai pendek dipamerkan dalam roadshow UMKM Kecamatan Kalimanah di balai desa Grecol, Rabu (4/3).
Usaha produksi sapu digeluti Haryono sejak masih lajang. Saat ini sapu produksinya sudah di ekport ke luar negeri melalui sebuah perusahaan di Yogyakarta. Melalui sebuah perusahaan di Jogyakarta, sapu produksinya dikirim ke luar negeri.
“saya memproduksi berbagai jenis sapu, baik tangkai panjang maupun tangkai pendek. selama ini material membeli di Purbalingga untuk bahan glagah. sedangkan untuk permintaan sapu berbahan gandum Amerika kita harus membeli di daerah Pemalang.” kata Haryono didampingi istrinya.
Material sebagai bahan baku selama ini selalu tersedia, karena sudah mempunyai jaringan petani glagah maupun petani gandum Amerika. Lama proses produksi bergantung pada warna dan model. Saat ini sedang menggarap model baru berupa cermin. Permintaan model baru ini digarap bersama sejumlah karyawannya.
“Mengenai bahan baku, saya tidak mengalami kesulitan, karena sudah mempunyai hubungan baik dengan para petani, baik petani glagah maupun petani gandum Amerika di wilayah Pemalang. Saat ini sedang memproduksi berupa mirror atau cermin rias sedangkan kami hanya memberikan ornamen di bingkai cermin tersebut,” paparnya.
Sementara bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi saat sambutan mengatakan, sapu hitam produk UMKM Desa Kalimanah Kulon tergolong unik. Biasannya sapu berwarna coklat atau hijau. Namun kali ini saya baru melihat warna sapu ini hitam dan sudah diekport ke Amerika.
“Kita patut bersyukur, banyak produk UMKM kita yang sudah dijual tidak saja ditingkat lokal Purbalingga maupun regional, namun sudah ada yang mampu menembus pasar luar negeri. Salah satunya ya, sapu ini yang merupakan produksi warga kita dari Kalimanah Kulon.” kata bupati yang sering dipanggil Tiwi.
Dikatakan Tiwi, roadshow UMKM dimaksudkan untuk mengetahui geliat perekomonian dan produk unggulan dari masing-masing desa di Kecamatan. Terlebih di tahun 2020 ini, Purbalingga akan memiliki bandara, sehingga perlu kesiapan masyarakat Purbalingga dalam menyambut hadirnya bandara. Pasalnya dengan adanya bandara, geliat ekonomi dipastikan meningkat.
“Jangan sampai bandaranya di Purbalngga, namun kita hanya melihat para wisatawan manca lewat naik bus menuju kabupaten tetangga. Oleh karenanya upayakan agar para wisatawan yang turun dari pesawat itu, mampir ke Purbalingga dan membeli produk-produk asli warga Purbalingga.” ungkapnya. (u/humpro).