PURBALINGGA_Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) “Serang Mandiri Sejahtera” Desa Serang Kecamatan Karangreja mampu meraih pendapatan hampir Rp 4 miliar dan tahun 2020 ditarget Rp 5 miliar. Hal ini dikatakan Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi saat kunjungan Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kementrian Desa PDTT), di obyek wisata D’Las Serang, Selasa (10/3).
BUMDes Serang berdiri sejak Tahun 2010 bergerak dalam bidang pariwisata, pertanian, pembiayaan mikro. Dari data kunjungan wisata di obyek wisata D’Las tahun 2019 lalu tercatat 650.000 orang. “Jadi BUMDes Serang ini betul-betul efektif dalam menggerakan perekonomian rakyat, dengan pendapatan hampir Rp. 4 miliar dan tahun 2020 ditarget menjadi Rp 5 miliar. Bahkan salah satu inovasinya berupa penjualan saham BUMDes khusus untuk warga masyarakat Desa Serang,” ujar bupati yang akrab dipanggil Tiwi.
BUMDes-BUMDes yang ada di Kabupaten Purbalingga sebagian besar memanfaatkan Dana Desa (DD). Dengan Dana Desa para kepala desa memiliki keleluasaan dalam membangun desa, baik infrastruktur maupun kegiatan pemberdayaan masyarakat. “Purbalingga memiliki 224 desa dan sudah terbentuk 156 BUMDes yang tersebar di seluruh kabupaten Purbalingga. Kedepan harapannya seluruh desa sudah memiliki BUMDes,” ungkapnya.
Menurut dia, BUMDes Serang merupakan salah satu BUMDes maju yang sudah dapat dirasakan manfaatnya oleh pemerintah desa dalam berkontribusi dalam pendapatan asli desa (PADes), juga bagi warga masyarakat yang ada di Desa Serang.
Disamping BUMDes Serang, sejumlah BUMdes lain yang dinilai sudah maju dan dapat dicontoh oleh BUMdes lain adalah BUMDes Tirto Lestari Desa Tanalum Kecamatan Rembang. BUMDes Tanalum juga bergerak di bidang pariwisata, khususnya curug atau air terjun. Desa ini memiliki predikat sebagai Desa 1000 Curug. Desa Tanalum sempat meraih juara harapan III dalam ajang Lomba Desa Wisata Nusantara yang diselenggarakan oleh Kemendes.
Desa Gunungwule juga memiliki BUMDes yang bergerak dibidang pertanian khususnya kapulaga. Bahkan hasil produk pertanian kapulaga ini sudah ditampung oleh perusahaan jamu ternama, Sido Muncul. ” Gunungwuled sudah bermitra dengan PT Sido Muncul, bahkan permintaan PT Sido Muncul terhadap rempah-rempah atau kapulaga dalam satu bulan itu mencapai 20 ton. Akan tetapi baru sanggup memenuhi 4 ton , karena keterbatasan kapasitas produksi dan keterbatasan pendanaan.” terangnya.
Dia meminta perbankan nasional turut membantu agar Desa Gunungwuled ini didanai dalam pengolahan hasil pertanian kapulaga. Dengan harapan suntikan modal ke BUMDes Gunungwuled mampu meningkatkan produksi kapulaga guna memenuhi permintaan pasar.
Sementara Menteri Desa, Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar mengapresiasi hasil BUMDes Serang yang maju dan mampu menggerakan perekonomian warga setempat. “Kepala Desa Serang, Pak Gito, pemikirannya melampaui ruang dan waktu. Ketika saya mampir di kantor BUMDesnya, saya melihat struktur organisasinya ternyata PT dan saham yang dimiliki komposisinya adalah 10% milik masyarakat dan 90% milik BUMDes. Dan pak Gito ini memiliki keinginan untuk berinvestasi di desa-desa lain. Ini luar biasa tidak saja memikirkan desanya , sudah berpikir investasi di desa lain.”pujinya.
Dalam kesempatan kunjungannya Menteri Abdul Halim Iskandar menandantangani prasasti peresmian sejumlah wahana baru di obyek wisata D’Las Serang. Ada 5 wahana baru berupa Meeting Room, Kolam Renang, Caffe D’Las, Green House Stroberi dan Cottage. (u/humpro)