PURBALINGGA – Seperti tahun-tahun sebelumnya, Paguyuban Seruan Eling Banyumas (Seruling Mas) kembali menyalurkan zakat. Zakat ini dikumpulkan dari para perantau asal eks-Karesidenan Banyumas yang kini berdomisili di Jabodetabek.
“Kami menyalurkan untuk empat kabupaten di eks-Karesidenan Banyumas, masing-masing 20 juta rupiah,” ujar Kuswandi, Ketua Panitia Penyaluran Zakat Seruling Mas saat menyerahkannya kepada Bupati Sukento Rido Marhaendrianto di Ruang Rapat Bupati, Kamis (9/7).
Kuswandi mengatakan, sebelumnya pihaknya telah menyampaikan pemberitahuan kepada empat bupati dari empat kabupaten melalui surat Perihal Agenda Penyampaian Zakat 2015 tertanggal 6 Juli 2015 Nomor 012/K.PSM/VI-2015. Keempat kabupaten itu antara lain Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara dan Cilacap.
“Agenda kami, penyaluran zakat mal ini dimulai dari Banyumas kemarin (Rabu 8 Juli 2015-red), lalu hari ini, pagi ke Banjarnegara, siang ini di Purbalingga dan lanjut sore nanti di Cilacap,” jelasnya.
Bupati Sukento mengapresiasi konsistensi paguyuban yang diketuai Wisnu Suhardono ini dalam penyaluran zakat setiap Ramadhan. Dalam sambutannya, Bupati juga menyampaikan capaian-capaian Purbalingga selama berada di bawah kepemimpinannya sebagai Bupati, dengan Wakil Bupati Tasdi.
“Tanggal 27 Juli 2015 besok saya dan Pak Tasdi mesti menyerahkan jabatan. Mudah-mudahan pembangunan yang telah dilakukan bermanfaat bagi masyarakat,” tuturnya.
Kepala Bagian Kesra Setda Kabupaten Purbalingga Muhammad Nurhadi mengatakan zakat dari Seruling Mas ini akan dibagikan ke lima kecamatan dengan penduduk termiskin terbanyak. Diantaranya Kecamatan Karangreja, Karangmoncol, Karanganyar, Bukateja dan Purbalingga.
“Akan disalurkan kepada siapa saja, dari desa mana, senilai berapa, itu diserahkan sepenuhnya kepada kecamatan masing-masing. Pesan dari Seruling Mas, hanya diberikan kepada yang berhak atau mustahik,” imbuhnya.
Dengan zakat senilai Rp 20 juta itu, masing-masing kecamatan memperoleh dana senilai Rp 4 juta. Nurhadi berharap dana dibagi jangan terlalu kecil nominalnya. Sehingga, saran dia, mustahik terpilih harus yang benar-benar miskin dan jumlah penerima tidak terlalu banyak.
“Kalau yang menerima banyak tapi masing-masing cuma dapat 25 ribu ya kasihan. Lebih baik tidak terlalu banyak, tapi tepat sasaran dan minimal sekali 50 ribu lah,” harapnya. (Estining Pamungkas)