PURBALINGGA – Sebanyak 100 pekerja di Lingkungan Industri Kecil (LIK) Logam Purbalingga turut mendapatkan perhatian dari Pemkab Purbalingga. Hal itu disebabkan kelesuan perekonomian, berkurangnya permintaan pekerjaan mereka akibat Covid-19.
Oleh karenanya Pemkab Purbalingga turut mendorong mereka melalui bantuan sembako, untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari. “Sudah hampir 3 bulan pandemi Covid-19 berlangsung dan memberi dampak luar biasa khususnya terhadap perekonomian Purbalingga. Semoga bantuan ini bermanfaat dan bisa menyemangati bapak-bapak sekalian dalam menghadapi pandemi Covid-19,” kata Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM, Selasa (9/6) di LIK Logam Purbalingga.
Disamping memberikan bantuan kepada para pekerja di LIK Logam, Bupati juga memberikan bantuan sebanyak 105 para pegiat wisata di Objek Wisata Goa Lawa Purbalingga (Golaga). Mereka terdiri dari para karyawan Golaga, pedagang, juru foto sampai tukang parkir di Golaga.
“Setelah objek wisata ditutup, maka sepi tidak ada pengunjung. Ini dampaknya dirasakan banyak sektor, mengingat pariwisata selama ini merupakan prime mover perekonomian. Pasti imbasnya ke sektor lain, bisa ke sektor UMKM, Kuliner, Oleh-oleh dan sebagainya,” katanya.
Bupati menjelaskan, penutupan tempat wisata yang sampai saat ini masih dilakukan merupakan instruksi dari pusat dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19. Hal ini mengingat objek wisata seringkali dikunjungi oleh para wisatawan dari luar daerah bahkan mancanegara yang bisa dimungkinkan dapat memperluas penyebaran Covid-19.
Meski demikian, Bupati Tiwi menyemangati agar para pegiat wisata tidak perlu berkecil hati. Pemerintah ingin semuanya bisa tetap produktif di tengah pandemi ini maka dibuat aturan Tatanan Normal Baru (New Normal).
“Oleh karenanya kita yang ada di daerah harus siap menyongsong New Normal di berbagai sektor, khususnya pariwisata, harus menyiapkan konsep jelas, apa konsep yang bisa diberikan tentunya sesuai tataran New Normal dan protokol kesehatan,” kata Bupati.
Objek Wisata Golaga juga mulai disiapkan. Mulai dari memperbanyak fasilitas cuci tangan, termasuk fasilitas cuci tangan sistem injak (Injektur) yang lebih higienis, himbauan kewajiban penggunaan masker, penanda jaga jarak antrean, dan himbauan protokol kesehatan yang lain.
“Dalam waktu dekat pelaku wisata dan pengelola akan membahas penerapan tataran New Normal di sektor wisata, sambil menunggu petunjuk pusat dan provinsi. Bahkan kalau bisa jangan sampai menunggu tapi harus lebih dulu membuat konsep yang baik sehingga bisa menjadi referensi bagi pemerintah pusat maupun provinsi,” tuturnya.(Gn/Humas)