PURBALINGGA. INFO- Dari 334 sampel jajanan di sekolah, hanya 2 yang berstatus berbahaya. Hal tersebut disampaikan kepala Balai Besar POM Semarang I Gusti Ayu Adhi Atyapatni saat memberikan materi pada acara rapat koordinasi pembentukan tim pengawasan obat makanan bagi seluruh Pemkab dan Pemkot yang ada di Jawa Tengah secara virtual, Selasa (11/8/2020).
I Gusti mengatakan, beberapa waktu lalu Balai Besar POM Semarang telah mengambil jajan anak sekolah sebanyak 334 sampel dan menemukan hanya ada 2 sampel yang dinilai berbahaya. Sehingga secara umum atau sebagian besar makanan yang ada di sekolah aman untuk dikonsumsi.
“Tidak hanya Jawa Tengah, angka tersebut juga sama secara nasional. Namun demikian kita juga harus tetap melakukan pengawasan terhadap makanan anak di sekolah,” katanya.
Relatif amannya makanan di sekolah tidak linier dengan peredaran makanan dan obat yang ada di pasaran. Jawa Tengah tercatat menduduki peringkat kedua untuk konsumsi pangan dan obat berbahaya secara nasional setelah Jawa Barat.
“Jawa Tengah ini peringkat dua konsumsi obat dan makanan bahaya setelah Jawa Barat sehingga hal ini menjadi tantangan kita bersama untuk keluar dari peringkat tersebut,” ujarnya.
Kabiro Kesra Pemprov Jawa Tengah, Imam Masykur yang juga mengikuti acara tersebut meminta Pemkab atau Pemkot yang ada di Jawa Tengah untuk segera membentuk tim koordinasi pengawasan obat dan makanan berbahaya. Hal tersebut adalah tindak lanjut dari Inpres, Pergub dan juga SE Gubernur Oktober 2019.
“Baru 11 Kabupaten dan Kota yang membentuk sehingga kani meminta kepada Pemkab dan Pemkot lain untuk segera membentuk. Ini dilakukan semata untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat atau konsumen,” tuturnya.
Hadir mengikuti acara tersebut dari Pemkab Purbalingga yaitu dari bagian Kesra Setda, Dinas Kesehatan dan Dinperindag. (KP-4).