PURBALINGGA, INFO – Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) mengatakan dalam rangka menyukseskan pembangunan Purbalingga dibutuhkan sinergitas pemerintah dengan ulama dan umaro. Hal ini disampaikan Bupati Tiwi saat Halaqoh Ulama dan Tokoh Agama Kabupaten Purbalingga di Pondok Pesantren Nurul Quran, Desa Kedungjati, Kecamatan Bukateja, Sabtu (15/8).
Bupati Tiwi menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada panitia Halaqoh Ulama dan Tokoh Agama Kabupaten Purbalingga yang mana ada banyak masukan dari para ulama dan tokoh agama terhadap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga. Beberapa hal yang disampaikan yakni masukan terhadap pemerintah terkait dengan komitmen pemerintah daerah terhadap pondok pesantren (ponpes) yang ada di Kabupaten Purbalingga.
“Selain itu juga kami (pemkab, Red) juga berkomitmen terhadap kemajuan madrasah diniyah (madin) dan TPQ baik dari sisi fisik maupun non fisik,” kata Bupati Tiwi yang dijumpai usai acara Halaqoh.
Pemkab Purbalingga nantinya akan memperhatikan juga terkait dengan kesejahteraan terhadap guru-guru sekaligus pemberdayaan ekonomi yang ada di pondok-pondok pesantren. Menurutnya, hal ini menjadi masukan yang sangat baik untuk program keagamaan di tahun 2021.
“Karena kebetulan masih dalam penyusunan KUA – PPAS 2021 dan insya allah apa yang menjadi hasil dari Halaqoh dari para alim ulama akan dijadikan sebagai masukan untuk menyusun kebijakan program ke depannya,” ujarnya.
Bupati Tiwi menuturkan pemerintah tidak dapat berjalan dan bekerja sendiri tanpa dukungan elemen masyarakat utamanya para alim ulama. Seperti yang tercantum dalam visi Purbalingga yakni Purbalingga yang mandiri, berdaya saing menuju masyarakat sejahtera dan berakhlakul karimah.
“Sehingga perlu adanya sinergi antara para ulama, umaro, dan umat untuk mewujudkan Purbalingga yang Berakhlakul Karimah,” terang Bupati Tiwi.
Ia berharap semoga program-program yang menjadi aspirasi dari ulama maupun tokoh agama dapat ditindaklanjuti oleh Pemkab Purbalingga. Dan Pemkab Purbalingga mampu mewujudkan Purbalingga yang akhlakul karimah yang disengkuyung oleh elemen masyarakat utamanya para alim ulama.
“Mudah-mudahan program-program yang tadi menjadi aspirasi para kyai, ulama, pimpinan pondok, madin dan juga TPQ ke depan bisa ditindaklanjuti Pemkab Purbalingga,” harapnya.
Kyai Ma’ruf Salim atau yang akrab disapa Gus Salim selaku penggagas kegiatan Halaqoh mengatakan pesantren,TPQ, majelis talim dan madin menjadi lembaga pendidikan keagamaan yang teruji dalam rangka pembentukan karakter masyarakat yang berakhlak mulia. Para kyai dari pesantren, guru-guru TPQ, Majelis Talim dan madin dalam melaksanakan pendidikan keagamaan sesuai dengan visi misi Kabupaten Purbalingga.
“Dalam upaya merealisasikan visi misi tersebut Pemkab Purbalingga harus bersinergi dengan ponpes, majelis talim, madrasah diniyah dan tidak lepas dari peran para kyai,” kata Gus Salim.
Melalui Halaqoh, para ulama dan tokoh agama meminta komitmen Pemkab Purbalingga agar memberikan perhatian lebih pada pesantren, TPQ, majelis talim dan madin. Hasil dari halaqoh sendiri peran Pemkab Purbalingga dalam memberikan bantuan berupa fisik dan non fisik.
“Bantuan fisik berupa gedung, sarana dan prasarana yang dibutuhkan, sedangkan non fisik dengan memberikan insentif bagi pengasuh, guru ngaji pesantren, TPQ, majelis Talim dan madin kemudian bantuan perekonomian dan kemandirian pesantren,” jelasnya. (PI-7)