PURBALINGGA – Sebanyak 99 warga binaan dari Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Purbalingga menerima remisi atau pengurangan masa tahanan pada momentum HUT Ke-75 Kemerdekaan RI, Senin (17/8). Kepala Rutan Kelas IIB Purbalingga, Lindu Prabowo menuturkan, dari 131 narapidana yang ada di Rutan tersebut hanya 99 orang saja yang memenuhi syarat untuk menerima remisi.
“Dari 99 orang itu yang pas hari ini habis masa tahanannya terpotong oleh remisi ada 2 orang. Langsung pulang, setelah masing-masing menerima remisi 1 bulan,” katanya.
Lebih lanjut, ia merinci, dari 99 warga binaan itu, sebanyak 66 orang mendapatkan remisi 1 bulan. Penerima remisi 2 bulan ada 10 orang, penerima remisi 3 bulan 20 orang, dan yang terbesar penerima remisi 4 bulan ada 8 orang. “Mereka terdiri dari berbagai jenis kasus pidana,” katanya.
Disamping menjalani masa tahanan, mereka juga mendapatkan pembinaan keterampilan kerja oleh pihak Rutan Kelas IIB Purbalingga. Kegiatan tersebut dilakukan secara swadaya dengan sumber daya instruktur yang ada.
“Tahun depan rencanannya akan kami masukan mereka dalam program di BLK (Balai Latihan Kerja) Disnaker,” ungkapnya.
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM mengatakan, pemberian remisi merupakan kegiatan rutin yang diadakan setiap peringatan hari kemerdekaan. Hal ini sebagai bentuk apresiasi pemerintah kepada warga binaan yang selama ini berkelakuan baik dan mematuhi aturan-aturan dalam Rutan.
“Dan tentunya apa yang diberikan pemerintah ini bisa memberikan semangat tersendiri bagi mereka agar nantinya saat mereka keluar dan berinteraksi dengan masyarakat tentunya mereka bisa lebih baik lagi, bisa membaur dengan masyarakat, dan tentunya hukuman yang mereka terima sebelumnya sebagai bahan pelajaran,” katanya
Bupati juga mengapresiasi kepada pihak Rutan, karena telah membekali para warga binaan dengan berbagai keterampilan. Dengan demikian diharapkan usai mereka nantinya bebas, telah memiliki kesiapan untuk bekerja atau berwirausaha. Bupati juga melakukan peninjauan beberapa hasil karya tangan yang bernilai jual dari para warga binaan.
“Saya lihat hasilnya cukup bagus diantaranya pembuatan sapu, gypsum, pengelasan, kerajinan batok dan sebagainya. Harapannya kemampuan ini nantinya menjadi modal bagi mereka agar bisa mandiri ketika bebas nanti,” ungkapnya.(Gn/Humas)