PURBALINGGA, INFO – Tas Sulam Pita dari Limbah Kain kolaborasi antara warga Desa Muntang dan Desa Gambarsari berhasil masuk di Tuka-Tuku Purbalingga. Tas Sulam Pita tersebut merupakan hasil dari pelatihan ekonomi kreatif atau Eco Fashion yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unsoed Purwokerto.
Roro Hendarti salah satu warga Desa Muntang yang mengikuti pelatihan tersebut merasa bangga karena hasil karyanya bersama dengan beberapa warga Desa Muntang dan Desa Gambarsari bisa dijual di Tuka-Tuku Purbalingga. Produk tas sulam pita dari limbah dibuat oleh tiga orang warga Desa Muntang termasuk Roro dan dua orang warga Desa Gambarsari.
“Alhamdulillah, sangat membanggakan dan tidak menyangka hasil pertama kami bisa lolos seleksi di Tuka-Tuku Purbalingga,” kata Roro saat dihubungi, Selasa (25/8).
Masuknya produk tas sulam pita menjadi semangat baginya dan beberapa warga untuk bisa terus berkarya dan tetap produktif. Hal ini pun menjadi motivasi agar bagaimana ke depan bisa memenuhi pesanan ketika produknya laku terjual.
“Ke depan kita akan mengadakan pelatihan karena kemarin yang dilatih hanya lima orang nanti kami akan melatih dan mengembangkannya baik di Desa Muntang maupun Desa Gambarsari,” ujarnya.
Roro menyampaikan akan berkoordinasi dengan pihak desa terkait dengan pelatihan tas sulam pita bagi kader yang mana masing-masing RT mengirimkan satu orang perwakilannya. Nantinya akan dilatih lagi untuk warga yang lain secara bertahap untuk mencari warga yang potensial.
“Dengan demikian kita punya pengrajin tas sulam pita lebih banyak dan bisa memenuhi pesanan yang ada,” terang Roro.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinkop UKM) Kabupaten Purbalingga melalui Kepala Bidang (Kabid) UMKM, Adi Purwanto mengatakan produk UMKM agar masuk ke Tuka-Tuku Purbalingga melalui kurasi produk. Kurasi produk dilihat dari kerapihan jahitan, kualitas bahan, harga jual, serta ketersediaan atau kontinuitas pasokan.
“Kami sudah melakukan kurasi dan hasilnya bagus dan layak masuk TUka-Tuku Purbalingga,” kata Adi.
Adi menjelaskan kerajinan tas sulam pita ini merupakan kolaborasi antar pelaku kerajinan batik, sulam pita dan konveksi. Ia berharap kerajinan tersebut bisa lebih dikenal oleh masyarakat dan para pengrajin bisa lebih kreatif dan inovatif dalam menghasilkan karya-karyanya.
“Ada banyak kerajinan Purbalingga yang baru merintis maupun sudah terkenal, kami berharap produk kerajinan ini terus berinovasi antar pelaku usaha kerajinan agar bisa menghasilkan produk-produk baru,” pungkasnya.
Sebagai informasi Tuka-Tuku Purbalingga merupakan program kerjasama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga dengan Bukalapak dalam memberdayakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) agar produk UMKM naik kelas dan berdaya saing. (PI-7)