PURBALINGGA – Limpasan air yang sempat melanda ruas jalan Kemangkon – Kedunglegok, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga, pada Rabu (27/1) ternyata bukan akibat dari proyek pembangunan Bandara JB Soedirman, Wirasaba. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga, Drs M Umar Fauzi M.Kes, Selasa (2/2).
“Bukan disebabkan proyek bandara, tapi karena dimensi gorong-gorong/saluran pembuangan di tepi jalan milik desa yang terlalu kecil,” katanya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, saluran pembuangan dari bandara sudah cukup besar dengan lebar kurang lebih 3 meter dan kedalaman 2 meter. Akan tetapi saluran penerus yang ada di luar bandara terlalu kecil hanya lebar 1 meter dengan kedalaman 1 meter.
“Tentu saluran yang ada di luar bandara tidak mampu menampung dan mengalirkan ke pembuangan, akibatnya air meluap ke jalan. Terlebih saat kejadian luapan itu juga tengah terjadi hujan lebat dengan durasi lebih dari 2 jam,” katanya.
Umar menyebut perlu adanya penanganan permanen meskipun luapan tersebut tidak rutin terjadi. Salah satunya dengan membuat gorong-gorong/saluran penerus dengan ukuran yang lebih memadai. “Sehingga mampu mengimbangi dan mengalirkan dengan baik pembuangan dari bandara, ” ujar Umar.
Sementara itu, Manager Project Implementation Unit Pembangunan Bandara JB Soedirman, Catur Sudarmono menjelaskan sumber limpasan air hujan yang terpusat di lokasi tersebut bermula dari area lahan persawahan sebelah kanan dan kiri jalan masuk bandara. Selain itu juga air yang masuk dari drainase jalan masuk dan saluran bandara (sekeliling runway). Seluruh air tersebut masuk ke pond (kolam) bandara, baik pond utara maupun selatan sebagai pengendali banjir.
“Saluran drainase di jalan cor/rigid airnya semua mengalir ke arah bandara maka menambah debit air di bandara sendiri,” imbuhnya.(Gn/Humas)
Sumber Foto : PT Angkasa Pura II