PURBALINGGA – Bupati, Wakil Bupati dan Jajaran Forkopimda Kabupaten Purbalingga melakukan anjangsana ke rumah pejuang perintis kemerdekaan yakni Kusmawireja (93) di Desa Karangcegak RT 018 Rw 08, Kecamatan Kutasari, Selasa (16/8). Anjangsana ini merupakan tradisi Pemkab Purbalingga setiap jelang Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI.
Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM tidak bosan mengucapkan terimakasih kepada para pejuang kemerdekaan. Berkat jasa-jasanya Indonesia bisa merasakan nikmat kemerdekaan yang kini menginjak tahun yang ke-77.
“Tentunya ini kenikmatan yang wajib kita syukuri karena yang namanya kemerdekaan ini diraih dengan susah payah bukan diraih dengan mudah. Jadi tetesan darah keringat beliau para pejuang korbankan untuk sebuah kata merdeka,” kata Bupati Tiwi.
Bupati memahami betul bagaimana perjuangan Kusmawireja ini dalam merebut kemerdekaan.Oleh karenanya, Ia turut mendoakan agar Kusmawireja selalu sehat, berikan umur yang panjang dan semoga memberikan inspirasi kepada warga masyarakat. Karena beliau adalah pelaku sejarah, salah satu pejuang perintis kemerdekaan.
“Mohon doa juga, agar kami diberi kesehatan dalam memimpin, dalam memberikan pengabdian terbaik untuk masyarakat Purbalingga, serta diberi kemampuan meneruskan apa yang jadi perjuangan bapak dan pahlawan-pahlawan yang telah gugur,” ungkapnya.
Pada kesempatan ini, Bupati, Wakil Bupati dan Jajaran Forkopimda menyerahkan sejumlah bingkisan dan cinderamata sebagai bentuk penghargaan kepada Kusmawireja. Bupati meminta agar bingkisan ini jangan dilihat dari nilainya, akan tetapi bentuk ketulusan pemerintah dalam memberi perhatian.
Sementara itu perwakilan keluarga Kusmawireja Imam Sakirin yang juga putra Kusmawireja merasa terharu atas kunjungan ini. Mewakili keluarga, Ia mengucapkan terimakasih karena ayahnya masih dikenang dan dihargai sebagai pejuang perintis kemerdekaan meskipun saat ini kondisinya sedang kurang sehat.
Ia menceritakan sejarah ayahnya, ketika masih menjadi pejuang. “Pada zaman penjajahan Jepang ayah saya sudah jadi pemuda dan dilatih kemiliteran,” katanya.
Selanjutnya saat meletus agresi militer Belanda, ayahnya ikut berjuang dalam Kompi yang dipimpin oleh Poedjadi Djaring Bandajoeda (mantan Bupati Banyumas). Peranannya membawa puluhan senjata prajurit dan melakukan penyerbuan di Karanglewas dan Cilongok (Kabupaten Banyumas).
“Bapak saya merasa ikhlas, merasa senang ketika Indonesia damai dan penjajah sudah pergi dari Indonesia dan kalau cerita sampai menangis,” ungkapnya.(Gn/Humas)