PURBALINGGA, INFO- Di tengah perkembangan yang semakin dinamis dan begitu cepat, menuntut semua orang untuk terus meningkatkan kapasitas. Tak terkecuali bagi guru bahasa SMP baik negeri maupun swasta yang ada di Kabupaten Purbalingga sekarang ini.
Hal tersebut disampaikan ketua MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Bahasa Jawa Purbalingga Arif Rustiadi saat ditemui di sela-sela acara workshop peningkatan kompetensi guru bahasa Jawa, Kamis (1/9/2022) di aula SMP N 3 Purbalingga. Kegiatan tersebut diikuti oleh 45 orang guru bahasa Jawa dari SMP Negeri dan swasta di Purbalingga.
Arif mengatakan, guru bahasa Jawa khususnya di Kabupaten Purbalingga mempunyai tantangan yang beragam. Misalnya adalah penguasaan teknologi yang minimal sampai dengan keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) karena berbagai hal dinamika yang dihadapi.
“Ada yang memang sudah tidak dapat jam mengajar di sekolah, ada yang mengajar pelajaran lain karena regulasi memang membolehkan itu,” katanya.
Yang dimaksud adalah ketika rekrutmen guru ASN PPPK tempo hari yang tidak mengakomodasi formasi guru bahasa Jawa. Akan tetapi, lulusan pendidikan guru bahasa Jawa mendaftar dan diterima guru ASN PPPK sebagai guru seni budaya sehingga pelajaran bahasa Jawa semakin tereduksi.
“Ada yang kemudian SK-nya guru seni budaya sehingga kita memang kekurangan,” ujarnya.
Dia menambahkan, guru bahasa Jawa juga harus lebih menarik dalam menyajikan pembelajaran sehingga anak didik akan terus tertarik dengan pelajaran bahasa Jawa. Dalam kurikulum Merdeka, guru juga dituntut untuk membuat perangkat pembelajaran yang menarik agar anak tidak bosan.
“Kami juga memiliki tantangan bagaimana guru bahasa Jawa untuk bisa melestarikan macapat dan elemen lain yang ada di dalamnya,” pungkasnya. (LL/Kominfo)