PURBALINGGA INFO – Kepala Bapelitbangda Purbalingga, Suroto, mengatakan ada tiga faktor dasar penyebab stunting, diantaranya pola asuh, akses layanan kesehatan dan lingkungan yang tidak memadai, dan penyakit infeksi yang berulang. Hal ini Ia sampaikan saat kegiatan Rembug Stunting, Senin (19/6/23).
Menurutnya pola asuh memiliki peranan penting dalam mencegah anak terkena stunting atau gagal tumbuh akibat kekurangan gizi. Orang tua harus memastikan anak mendapatkan makanan yang bergizi seimbang dan menjaga kebersihan lingkungan.
“Karena tidak paham ilmunya, walaupun kondisi ekonomi orang tua bagus namun pola asuh yang kurang baik dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan balita dapat menyebabkan anak terkena stunting. Kita harus mensosialisasikan ini kepada para orang tua” katanya.
Orang tua harus paham apa yang dimakan anak mereka dan apakah sesuai dengan kebutuhan gizi. Ia mencontohkan anak yang baru lahir hanya boleh meminum air susu ibu.
“Jangan sampai karena harus bekerja dan tidak punya waktu, akhirnya diasuh orang lain, anak yang belum 6 bulan sudah dikasih makan pisang atau hanya mengandalkan makanan instan. Hal lain yang juga perlu diperhatikan kebersihan di rumah sangat berpengaruh terhadap anak karena rumah yang tidak bersih rentan membuat anak sakit. Ini jika tidak diselesaikan dengan baik akan menjadi permasalahan lintas generasi,” tambahnya.
Kepala DinsosdaldukKBPPPA Purbalingga Eni Sosiatman menyampaikan Pemerintah Kabupaten Purbalingga sangat serius menurunkan angka prevalensi stunting.
“Anak yang tumbuh dengan stunting akan mengalami masalah perkembangan kognitif dan dapat menjadi faktor rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) oleh karena itu stunting sangat penting untuk dicegah,” katanya.
Plt Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Purbalingga, Yani Sutrisno Udi Nugroho, berharap rembug stunting dapat merumuskan langkah strategis yang paling efisien dan efektif dalam rangka pencegahan stunting di Purbalingga.
“Penanganan stunting harus melibatkan semua unsur untuk mewujudkan generasi muda yang sehat dan handal yang pada akhirnya bonus demografi di Purbalingga dapat terwujud,” pungkasnya. (DHS/Kominfo)