PURBALINGGA – Gerakan Revolusi Mental yang digelorakan oleh Presiden RI Joko Widodo tidak hanya berlaku bagi jajaran pengelola negara saja, namun harus diterapkan oleh seluruh stakeholder dan rakyat Indonesia. Termasuk para pelaku distribusi barang bersubsidi khususnya pupuk dan LPG 3 kg. Hal itu ditekankan Bupati Purbalingga Tasdi untuk mengurai berbagai permasalahan yang masih terjadi dalam pelaksanaan distribusi pupuk dan LPG bersubsidi.
“Para pelaku distribusi baik distributor, agen maupun pengecer juga harus menerapkan revolusi mental. Jangan jadi distributor curang, jangan jadi agen curang, jangan jadi pengecer curang. Semua harus bekerja dengan hati dan memiliki integritas. Semua persoalan terjadi karena kita tidak jujur dan tidak punya integritas,” ujar Bupati Tasdi saat membuka Sosialisasi Distribusi Barang Bersubsidi Pupuk dan LPG 3 Kg di Operation Room Graha Adiguna komplek Pendapa Dipokusumo, Selasa (9/8).
Bupati melanjutkan, berbagai persoalan yang menyangkut distribusi pupuk dan LPG 3 kg dapat distop saat para pelaku di berbagai lini memiliki etos kerja. Bekerja sesuai aturan masing-masing. Juga senantiasa memupuk kebersamaan dan kerukunan. Sehingga semua pihak mampu memberi solusi, tidak malah “gejug-gejugan” saling menjegal dan lepas tanggungjawab.
“Saya banyak menerima sms pengaduan soal kelangkaan pupuk dan LPG 3 kg. Tetapi saya percaya semua dapat segera terselesaikan karena kita berkomitmen merevolusi mental kita,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Tasdi juga meminta KP3 (Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida) dan instansi terkait agar senantiasa serius mengawal kebijakan distribusi pupuk bersubsidi. KP3 harus dapat memastikan agar pupuk bersubsidi benar-benar sampai kepada petani yang berhak.
Sedangkan kepada para penyuluh di Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) untuk secara intensif melakukan pendampingan kepada para petani dalam menyusun RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok). “Para pelaku usaha saya ingatkan kembali untuk membangun iklim usaha yang kondusif, jujur dan berkomitmen bekerja untuk rakyat,” tandasnya.
Kepala Seksi Distribusi dan Pengawasan pada Bidang Perdagangan, Dinperindagkop Purbalingga, Johan Arifin menuturkan, sosialisasi distribusi barang bersubsidi diadakan untuk mempertemukan para pelaku distribusi pupuk dan LPG bersubsidi. Harapannya, pertemuan tersebut dapat menjadi forum diskusi tentang berbagai hal menyangkurt kebijakan distribusi maupun berbagai permasalahan yang ada di lapangan.
“Melalui pertemuan ini saya mengharapkan ada solusi, rekomendasi untuk perbaikan distribusi pupuk dan LPG 3 kg. Sehingga kedepan tidak ada lagi permasalahan kelangkaan pupuk dan LPG 3 kg dan penyalurannya dapat tepat sasaran,” katanya saat menjadi moderator acara itu.
Diperoleh keterangan dari Sekretaris Dinperindagkop Dra RR Tri Hendarwati, jumlah alokasi dan distribusi pupuk bersubsidi kabupaten Purbalingga tahun 2016 terdiri dari pupuk urea 17.070 ton, ZA 3.040 ton, SP 362.170 ton, MPK 7.600 ton dan Organik 5.075 ton. Hingga Juni 2016, realisasi distribusi pupuk Urea sebanyak 8.924 ton atau mencapai 52,3 persen, ZA sebanyak 73 ton atau 2,40 persen dan SP36 351 ton atau 16,1 persen.
“Untuk distribusi pupuk bersubsidi ditangani oleh 6 distributor dengan 143 penecer yang tersebar di 114 desa/kelurahan,” jelasnya.
Sementara untuk alokasi dan distribusi LPG 3 kg, pada 2016 ini meningkat dari 18.400 tabung per hari pada 2015 menjadi 20.352 tabung per hari. Khusus untuk puasa dan idul fitri ada kenaikan alokasi sampai dengan 610.552 tabung per hari. Di Purbalingga terdapat 5 penyalur LPG 3 kg dengan jumlah sub penyalur sebanyak 1244 sub penyalur di 239 desa/kelurahan.
Kegiatan tersebut menhadirkan Sales Eksekutif LPG Rayon VII PT Pertamina, Bastian , Sales Supervisor PT Gresik Cipta Sejahtera Wilayah Purbalingga Iman Hadi Prasetyo dan Perwakilan Produsen Pupuk Pusri eks Karesidenan Banyumas Purwanto. (Hardiyanto)