PURBALINGGA – Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi melepas rombongan Aksi Solidaritas Peduli Palestina. Ia turut mengecam penyerangan Israel yang menimbulkan banyak korban sipil warga Palestina.
“Kami bupati atas nama pemerintah daerah terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada seluruh peserta aksi yang telah seiya sekata memperjuangkan keadilan di Palestina,” kata Bupati Tiwi sebelum melepas Long March Aksi Solidaritas Peduli Palestina, Jum’at (3/11/2023) di Taman Kota Usman Janatin, Kecamatan Purbalingga.
Bupati mengecam serangan Israel yang meluluhlantakkan rumah sakit, kamp pengungsian dan rumah penduduk sehingga merenggut ribuan korban jiwa, termasuk perempuan dan anak-anak yang tidak bersalah.
“Hal ini tidak bisa kita biarkan, ini bukan tentang Israel, ini bukan tentang Palestina tapi ini kemanusiaan. Kita semua yang hadir di sini bergerak atas dasar kemanusiaan,” katanya.
Bupati mengajak agar peserta aksi menyuarakan agar gencatan senjata bisa dilakukan sehingga agar korban tidak semakin berjatuhan.
Menurutnya, Presiden RI Joko Widodo melalui pidato kenegaraannya juga mengutuk apa yang dilakukan Israel atas penyerangan brutal kepada warga Palestina. “Bahkan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam sidang-sidang selalu menyampaikan selalu menggencarkan agar Palestina bisa mendapatkan kemerdekaan,” imbuhnya.
Bupati berpesan agar aksi kali ini bisa dilaksanakan dengan santun dan tertib. Bupati berharap agar melalui aksi ini akan memberi kekuatan kepada bangsa Palestina untuk tetap bertahan dan berjuang atas Israel.
“Semoga do’a yang kita panjatkan siang ini akan membuka pintu langit agar kemerdekaan untuk bangsa Palestina bisa terwujud,” katanya.
Pada kesempatan ini, Bupati turut menyumbangkan donasi kemanusiaan untuk Palestina.
Koordinator Aksi Ustadz Enan menyebutkan Aksi Solidaritas Peduli Palestina ini diikuti ribuan massa dari puluhan organisasi keagamaan dan komunitas di Purbalingga. Aksi ini meliputi long march dari Taman Kota Usman Janatin hingga Alun-alun Purbalingga, Orasi, Sholat Ashar, Qunut Nazilah dan Sholat Ghoib.
“Ini bentuk solidaritas dan kepedulian kita di Purbalingga untuk kemerdekaan Palestina,” pungkasnya. (Gn/Prokompim)