Purbalingga, 24 Juni 2024 – Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, memperkenalkan produk sapu sorgum buatan Desa Karanggambas, Kecamatan Padamara, yang kini telah menembus pasar ekspor. Produk sapu ini bahkan telah diekspor ke beberapa negara, seperti Jepang dan Korea. Produk buatan CV Rayung Pelangi ini memiliki bahan utama yang unik, yaitu batang tanaman sorgum.
“Ini adalah sapu khas Karanggambas yang dibuat di Karanggambas Purbalingga yang dijual ekspor ke mancanegara, ke Jepang dan juga ke Korea, mantap Produk lokal Purbalingga. Kebetulan beliau mas Bambang Triono ini adalah salah satu pengrajinnya yang setiap bulan sudah mengekspor sapu-sapu ini ke luar negeri,” ujar Bupati Tiwi saat acara Roadshow Pemulihan Ekonomi di Kecamatan Padamara, Senin (24/6/24).
Bupati tiwi menyatakan Pemerintah Kabupaten Purbalingga selalu mendukung UMKM untuk bisa naik kelas, salah satunya dengan mempromosikan produk UMKM melalui Roadshow Pemulihan Ekonomi.
“Mudah-mudahan ini akan meningkatkan semangat para pelaku UMKM ke depan bisa terus maju, bisa terus berkembang produk-produknya dan tentunya UMKM Kabupaten Purbalingga ini bisa terus naik kelas,” katanya.
Pemkab Purbalingga, lanjut Bupati Tiwi, juga mempunyai berbagai program untuk pengembangaan UMKM, diantaranya bantuan pelatihan, bantuan pemasaran, pendamping, dan bantuan modal kerja. Dia juga berpesan kepada Kepala Desa yang hadir untuk memanfaat dana desa untuk pemberdayaan masyarakat.
“Oleh karenanya bapak ibu para pelaku UMKM lokal ketika mungkin butuh fasilitasi dari pemerintah daerah, jangan sungkan sungkan untuk berkoordinasi, karena perhatian pemerintah kepada UMKM luar biasa. Saya titip kepada rekan-rekan kepala desa, yang namanya dana desa itu bisa digunakan untuk pemberdayaan masyarakat khususnya pemberdayaan ekonomi,” terangnya.
Pemilik CV Rayung Pelangi dan PT Rayung pelangi Nusantara, Bambang Triono mengatakan, Ia merintis usahanya sejak 1997, namun baru tahun 2015 dia mulai mengekspor secara mandiri ke Korea dan Jepang. Hingga saat ini, produk sapu yang ia hasilkan 100% di ekspor ke Korea dan Jepang. Dalam sebulan Bambang mampu mengirim 1 hingga 2 kontainer sapu sorgum.
“Untuk saat ini kebanyakan diekspor ke Korea, ke Jepang kita masih dalam proses untuk MOU, tapi produk kita juga sudah jalan tapi tidak sebanyak ke Korea. Alhamdulillah dalam satu bulan minimal satu sampai dua kontainer. Memang produk kami tidak diperjualbelikan di dalam negeri, khusus untuk ekspor ke Jepang dan Korea,” katanya.
Bambang menyebutkan, di Indonesia hanya ada empat perusahaan yang khusus mengerjakan sapu sorgum termasuk dia. Ia menjual produknya mulai harga Rp60.000 sampai Rp200.000. Dia juga sangat mengapresiasi Pemerintah Kabupaten Purbalingga yang selalu mendukung UMKM, karena berkat dukungan pemerintah dia bisa seperti sekarang.
“Luar biasa para Pejabat Purbalingga selalu mendukung kepada UMKM, saya bisa seperti ini memang memulai dari UMKM. Awalnya kita keliling ke kota-kota lainnya dan saya sering ikut seminar-seminar di kedinasan dan bisa sampai mandiri,” terangnya.
Bambang menambahkan, sapu serupa yang umum ditemukan biasanya menggunakan bahan utama glagah. Namun Ia memilih batang Sorgum karena memiliki beberapa kelebihan. Menurutnya tak banyak yang tahu jika tanaman sorgum memiliki nilai ekonomis tinggi.
“Kelebihan pertama, ini bahannya yang langka dan unik, Sorgumnya mudah ditanam, tapi tidak semua orang bisa mengerjakannya” katanya. (dhs/Kominfo)