PURBALINGGA – Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi menghimbau kepada para petani Purbalingga untuk mulai menggunakan pupuk organik. Hal ini guna memperbaiki dan meningkatkan kualitas tanah demi produktivitas pertanian jangka panjang.
“Pelan-pelan, Pak, mungkin tidak simultan langsung sepenuhnya pindah ke pupuk organik akan tetapi paling tidak secara bertahap konsumsi pupuk kimia secara perlahan dikurangi digantikan pupuk organik,” kata Bupati Tiwi dalam acara Bupati Sambang Tani Kecamatan Bobotsari di Desa Pekuncen, Rabu (10/7/2024).
Menurutnya, meskipun pupuk organik tumbuh kembangnya tak secepat pupuk kimia, akan tetapi memiliki dampak berkelanjutan dalam mengembalikan kesuburan tanah. Disamping itu, pertanian dengan sistem organik memberi nilai tambah khususnya bagi konsumen peminat komoditas organik.
“Biasanya komoditas pertanian organik mahal, karena mindset masyarakat sekarang beralih makanan sehat, yang tentunya berasal dari komoditas yang melalui proses yang organik,” katanya.
Bupati Tiwi mendapati, segelintir kelompok tani di Purbalingga sudah menggunakannya bahkan memproduksi pupuk organik sendiri. Bagi yang sudah mampu memproduksi dan membutuhkan pemasaran, Bupati menyediakan BUMD Puspahastama untuk menyerap dan mencukupi kebutuhan pupuk organik di Purbalingga.
“Termasuk Dinas Pertanian juga kebetulan ada bantuan pupuk organik gratis yang kita serap dari produsen lokal, ini gunanya untuk mengedukasi para petani agar mulai menggunakan pupuk organik sebab saat ini masih banyak ketergantungan dengan pupuk kimia,” ungkapnya.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekda Purbalingga, Mukodam menjelaskan, selain pupuk organik dari luar, para petani juga bisa memanfaatkan jerami bekas hasil panen untuk meningkatkan kesuburan tanah.
“Jerami sisa panen jangan dibakar, tapi disebar di lahan dibiarkan membusuk. Seorang ahli dari Unsoed, satu hektare jerami nilai kandungan pupuknya itu setara dengan Rp 1,7 juta rupiah. Sebenarnya kita bisa ngirit. Ini kearifan lokal,” katanya.
Ia menambahkan, Pemkab Purbalingga juga siap memfasilitasi pelatihan pembuatan pupuk organik. Khususnya menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat dan dibuat.
Kepala Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Bobotsari, Ito Ihdiarto melaporkan, Kecamatan Bobotsari terdapat lahan sawah seluas 1042 hektare dan lahan kering seluas 570an hektare. Untuk lahan sawah umumnya bisa 2 kali panen setahun.
“Ada yang sudah 3 kali, namun yang satu kali hanya Palawija,” imbuhnya.
Ia menjelaskan ada beberapa kendala pertanian di Bobotsari, umumnya akses irigasi atau debit air. Solusi yang dilakukan yaitu kerja bhakti stakeholder memperbaiki dan membersihkan saluran irigasi, dan pompanisasi.
Kegiatan Bupati Sambang Tani juga diserahkan beberapa bantuan dari pemerintah. Bantuan tersebut antara lain : Hand Sprayer untuk Poktan Mulya Desa Limbasari, bantuan Irigasi Perpompaan untuk Poktan Sri Wijaya Desa Banjarsari, Screen House senilai Rp. 500.000.000 untuk Poktan Mardi Basuki Desa Pekuncen, Hand Sprayer elektrik untuk Poktan Mardi Rahayu Desa Pekuncen dan bantuan bibit cabe untuk KWT Srikandi Desa Pekuncen.(Gn/Prokompim)