PURBALINGGA INFO – Dinas Sosial Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DinsosdaldukKBP3A) Kabupaten Purbalingga mengadakan Mini Lokakarya Stunting bertempat di Aula Balai penyuluh KB Kecamatan Kutasari, Kamis (24/10/14). Kegiatan ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari Surat Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah Nomor: 3457/BL.01/J/2024.

Dalam acara tersebut, Plt Kepala DinsosdaldukKBP3A Purbalingga, Agung Widiarto, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya koordinasi untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Purbalingga. Lokakarya ini melibatkan empat kecamatan, yaitu Kecamatan Karangjambu, Kutasari, Rembang, dan Kertanegara.

“Melalui lokakarya ini, seluruh pemangku kepentingan diajak berkolaborasi dan mengkoordinasikan langkah-langkah yang telah dan akan dilakukan guna menekan angka stunting,” ujarnya.

Fitri Setiawan, perwakilan dari Tim Kerja Lini Lapangan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, menegaskan pentingnya percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Purbalingga. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui program Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dikawal oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK).

“Kita perlu memastikan bahwa setiap wilayah mendapat pendampingan yang maksimal,” ungkapnya.

Dari segi pelaporan, kebijakan terbaru mengharuskan penggunaan aplikasi Elsimil dari BKKBN untuk melaporkan kegiatan yang berkaitan dengan penurunan angka keluarga berisiko stunting.

“Dengan adanya aplikasi ini, kami berharap TPK semakin termotivasi untuk melaporkan kegiatan mereka,” tambahnya.

Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera DinsosdaldukKBP3A Purbalingga, Mukhsinun, menyampaikan bahwa target penurunan angka stunting di Purbalingga adalah dibawah 10 persen. Berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM), angka stunting di Purbalingga saat ini berada di kisaran 11 persen.

“Kami berharap dengan kegiatan SSGI, angka stunting di Kabupaten Purbalingga bisa terus menurun,” jelasnya.

Saat ini di Purbalingga ada 769 Tim Pendamping Keluarga (TPK). Setiap TPK beranggotakan kader kesehatan, kader KB, dan kader PKK. Mereka bertugas memberikan pendampingan kepada empat kelompok sasaran, yaitu calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, dan balita di bawah usia dua tahun (baduta).

“Upaya pengoptimalan peran TPK menjadi kunci dalam percepatan penurunan angka stunting melalui berbagai kegiatan pendampingan yang terstruktur,” katanya. (dhs/Kominfo)