Watu kambang, sebuah batu dengan diameter 50 meter dengan ketinggian 5 – 9 meter sangat menarik perhatian para pelancong dikarenakan besarnya yang tidak seperti batu-batu lainnya. Batu ini terdapat di Desa Selakambang, Kecamatan Kaligondang.
Watu Kambang ini terdapat di aliran sungai lebak, dimana batu ini terdapat ditengah-tengah sungai, sehingga jika terjadi banjir, sungai ini seakan-akan mengambang, sehingga oleh warga sekitar dinamai Watu Kambang (Batu Melayang).
Potensi wisata ini belum tergali secara maskimal, namun demikian Watu Kambang menjadi tujuan menarik bagi para remaja dan anak-anak untuk sekedar bercengkerama dan bermain air. Karena adanya watu kambang ini juga menjadi nama desa yakni Sela (batu) Kambang.
Oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) batu ini tergolong sebagai wisata purbakala dan sebagai cagar budaya. Watu kambang ini di tengarai memiliki nilai sejarah yang tinggi, jika dilihat utuh menyerupai batu-batu yang bias untuk membangun candi, dikarenakan tergolong batuannya yang keras.
Batu Kambang mulai banyak dikunjungi oleh para remaja yang melakukan refreshing. Kemudian mulai tahun 2009, Batu Kambang mulai sering digunakan untuk berkemah bagi para pramuka di wiayah Kecamatan Kaligondang. Tempat itu mulai dikenal sebagai areal perkemahan tingkat kecamatan setempat. Meski berada di pinggir Sungai Lebak, namun areal ini aman dari terjangan banjir dan angin ribut.
Untuk mencapai areal Batu Kambang, tidaklah sulit, Dari pusat kota Purbalingga menuju Desa Selakambang ditempuh sekitar 20 menit menggunakan kendaraan pribadi. Dari persimpangan Selakambang kemudian menuju arah Timur ke arah Dusun Beji. Kemudian di pertigaan kedua di Dusun Beji, kita harus turun berjalan kaki. Melewati jalan berkelok dan rumah penduduk hingga ke ujung jalan. Selepas ujung jalan inilah kita melewati jalan menurun dan sudah terlihat Batu Kambang. (Sap’s)