PURBALINGGA, HUMAS – Kasus penusukan yang dilakukan siswa SMP Negeri 2 Rembang kepada temannya hingga tewas beberapa waktu lalu, menurut Pengamat pendidikan Darmaningtyas, tidak akan terjadi jika terdapat pola relasi dan komunikasi yang baik anata guru dan murid. Menurutnya, sekitar 70 persen guru di Indonesia masih menjaga jarak dengan siswa, agar terlihat wibawa.
“Kalau melihat latar belakang keluarga Nurudin, kita tidak bisa mengharapkan adanya pola komunikasi yang baik antara Nurudin dengan keluarganya. Tapi, akan tertolong jika pihak sekolah, terutama para guru memiliki pola relasi yang baik dengan murid, menjadikan muridnya kawan, sehingga jika terjadi persoalan, murid tak sungkan curhat dengan gurunya,” jelasnya usai menjadi salah satu pemateri dalam Lokakarya Peningkatan Kualitas Pendidikan Kabupaten Purbalingga Tahun 2012 di ruang Ardi Lawet Setda Purbalingga, Senin (1/10).
Nurudin sebagai obyek bullying (kekerasan) berupa ejekan, hanya memendam semua persoalan sendiri. Diperparah dengan tayangan berita –berita criminal di media massa yang secara tidak langsung mempengaruhi alam bawah sadar untuk melakukan tindak kejahatan dalam menyelesaikan suatu persoalan.
“Kalau Nurudin ini memiliki guru yang akrab dan mau menjadikannya seperti kawan, dia pasti akan menyampaikan keluhannya pada gurunya itu. Dan gurunya tak mungkin tinggal diam. Dia pasti akan membantu memecahkan persoalan sehingga tidak akan sampai terjadi kasus seperti ini,” tegasnya.
Pihak sekolah memang harus membuka mata dan telainga lebar-lebar jika ada indikasi kasus bullying seperti apapun bentuknya. Karena, kasus bullying tetap akan memakan korban jiwa maupun raga baik pada pelaku maupun korban. Darmaningtyas mengatakan, tak sedikit kasus bunuh diri yang dipicu karena bullying.
Pengamat pendidikan yang kerap menulis di berbagai media massa ternama di negeri ini mengatakan, para guru tak harus khawatir kehilangan kewibawaan jika akrab dnegan peserta didiknya. Karena, tugas guru adalah mendidik, bukan sekedar mengajar. Jadi, tidka semata-mata aspek akademis yang ditanamkan, tapi lebih penting agar mempersiapkan anak-anak didiknya mampu menyelesaikan persoalan kehidupan secara mandiri dan positif.
“Guru yang menjaga jarak dengan muridnya untuk alasan kewibawaan, sesungguhnya sedang menutupi kekurangan atau kelemahannya,” imbuhnya.
Selain Darmaningtyas, lokakarya yang dihadiri para kepala sekolah dan kepala UPT Dinas Pendidikan ini juga mengundnag pemateri dari UMP, Drs Sukristanto MSi. menurut Kabid Kesra Bappeda Purbalingga Drs Umar Fauzi, M.Kes mengungkapkan tujuan penyelenggaran lokakarya ini untuk memperluas wawasan para pendidik sheingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan di sekolahnya masing-masing. (humas/cie)