PURBALINGGA, DINKOMINFO – Untuk mempercepat rehab ribuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), Bupati Purbalingga H Tasdi, SH, MM mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo. Presiden diharapkan turun tangan membantu warga miskin di desa dalam penyediaan rumah tinggal. Dari pendataan awal jumlah RTLH ada sebanyak 27.533 buah, dan hingga 2016 masih tersisa lebih dari 24 ribu rumah yang belum direhab. Rumah itu ditempati oleh keluarga miskin dan tidak mampu secara ekonomi.
“Pemkab Purbalingga sendiri setiap tahunnya baru mampu merehab antara 3.000 – 4.000 rumah. Jika hanya diselesaikan dengan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah), maka dibutuhkan waktu 5 – 6 tahun kedepan. Oleh karenanya, kami meminta Bapak Presiden ikut turun tangan untuk membantu program rehab RTLH,” kata Bupati Tasdi didampingi Wabup Dyah Hayuning Pratiwi, SE, B.Econ disela-sela melakukan rehab sembilan RTLH di wilayah Kecamatan Mrebet, Sabtu (6/5).
Dikatakan Tasdi, data awal RTLH pada tahun 2015 sebanyak 27.533 buah yang tersebar di 224 desa dan 15 kelurahan dalam 18 kecamatan. Pada tahun 2016 telah direhab 3.000 rumah yang dibiayai dari dana APBD kabupaten Rp 21,5 miliar untuk rehab 2.100 rumah dan sisanya dari sumbangan masyarakat serta bantuan dari lembaga lainnya termasuk perusahaan. Pada tahun 2017, akan direhab sebanyak 4.076 rumah dengan sumber pendanaan dari APBD Kabupaten Purbalingga Rp 30 miliar untuk merehab 3.000 rumah, dan sisanya bantuan Gubernur Jateng sekitar Rp 10 miliar lebih. Setiap rumah rata-rata direhab dengan biaya Rp 10 juta.
“Kami juga mengirim surat kepada Bapak Gubernur Jateng, dan ternyata mendapat respon positif. Pada tahun 2017 ini Pemprov Jateng akan membantu anggaran sekitar Rp 10 miliar untuk merehab 1.076 rumah tidak layak huni. Rehab ini diharapkan menjadi rumah sehat meski ukurannya kecil,” kata Tasdi.
Tasdi juga menghimbau kepada seluruh masyarakat yang mampu, para pejabat, PNS, pemilik perusahaan dan seluruhnya untuk ikut memikirkan saudara-saudara yang masih tinggal di rumah yang tidak layak huni. “Ingatase sudah jaman merdeka 71 tahun, ternyata di Purbalingga masih banyak rumah yang tidak layak huni. Rumahnya berdinding bambu, berlantai tanah, tanpa jendela, MCK tidak ada, dan ada yang bercampur ternak kambing. Saya dan bu wakil bupati mengetuk hati kepada seluruhnya untuk ikut membantu melakukan rehab rumah. Seberapapun bantuannya akan bermanfaat bagi yang membutuhkan. Kalau tidak sekarang kapan lagi, kalau tidak kita, siapa lagi,” pinta Tasdi.
Dalam kesempatan itu, Tasdi juga mengapresiasi sejumlah sekolah, para PNS, karyawan Puskesmas, Polsek dan lainnya yang ikut menyumbang untuk melakukan rehab sebanyak sembilan rumah di wilayah kecamatan Mrebet. Bantuan uang yang terkumpul bervariasi antara Rp 10 juta hingga Rp 15 juta untuk merehab satu rumah. Sejumlah sekolah di Kecamatan Mrebet bahkan menghimpun dana dari para siswa, guru dan karyawan sekolah untuk merehab rumah siswa lainnya yang tidak layak. Salah satu rumah milik orang tua Dwi Kinanti siswi jurusan Tata Busana SMKN 1 Bojongsari dibantu oleh keluarga besar sekolah itu senilai Rp 15.250.000,-.
“Rumah kamu sekarang direhab atas bantuan teman-teman, guru dan karyawan SMKN 1 Bojongsari, jika kamu sukses 5 atau 10 tahun mendatang, kamu gantian membantu keluarga lain yang tidak mampu,” pesan Bupati Tasdi kepada Dwi Kinanti.
Sementara itu sembilan rumah di wilayah Kecamatan Mrebet yang di rehab masing-masing rumah Kito warga Desa Karangturi yang dibantu dari SMPN 1 Mrebet. Kemudian rumah Ny Rundiati orang tua Dwi Kinanti di RT 2/RW 6 Desa Onje. Rumah Rundiati dibantu keluarga besar SMKN 1 Bojongsari tempat Dwi Kinanti bersekolah.
Rumah Supardi di RT 5/IV Desa Serayu Karanganyar dibantu Rp 10 juta dari gabungan PNS di kantor Kecamatan Mrebet, UPT pertanian, Kantor Urusan Agama, Puskesmas dan Polsek. Rumah Kuswoyo RT 3/I Desa Serayu Larangan dibantu Rp 10 juta dari paguyuban guru bersertifikat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Mrebet, selanjutnya rumah Slamet orang tua Sugeng Setiawan siswa SMPN 2 Mrebet di Desa Serayu Larangan dibantu Rp 10 juta oleh keluarga besar SMPN 2 Mrebet.
Rumah Kuswanto RT 06/II Desa Pengalusan dibantu Rp 10 juta dari paguyuban guru bersertifikasi UPT Dindikbud Kecamatan Mrebet. Saat berkunjung ke rumah Kuswanto, Bupati Tasdi dan Wabup Tiwi merasa terenyuh. Kuswanto mengalami patah tangan akibat terjatuh dari pohon kelapa saat menyadap nira, sementara anak laki-laki Kuswanto mengalami sakit. Bupati Tasdi langsung memerintahkan jajarannya untuk mengobati anak Kuswanto yang sudah beberapa kali dibawa ke RSU Banyumas.
Rumah lainnya yang direhab milik Wiryo Sumarto/Miswen orang tua Rini di RT 4 RW III Desa Binangun yang dibantu Rp 10 juta dari keluarga SMPN 5 Mrebet. Rumah Imam Suparjo orang tua Nibun Romansyah di RT 4/IV Desa Cipaku dibantu Rp 10 juta dari keluarga besar SMPN 3 Mrebet, kemudian rumah Sodikun orang tua Muchamad Chairul Umam di RT 1/I Desa Karangnangka yang dibantu Rp 10 juta dari keluarga SMPN 1 Mrebet. (yit/h/t)