PURBALINGGA,HUMAS – Wakil Gubernur Jawa Tengah Dra Hj Rustriningsih, M.Si mengakui, penyerapan orang tua asuh dari kalangan pejabat struktural masih rendah. Mestinya, penyisihan penghasilan untuk anak asuh dapat dimaksimalkan. “Surat edara, intruksi, maupun surat ancaman agaknya tidak mempan untuk menggugah seseorang menjadi orang tua asuh. Apalagi hanya sekedar surat himbauan,” kata Wagub saat memaparkan tentang Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA) pada Rakor LGNOTA se-Jateng yang dipusatkan di Andrawina Owabong Cottage, Purbalingga, Rabu (21/3).
Rustri menyampaikan hal tersebut menjawab pertanyaan salah seorang peserta Rakor dari Kabupaten Sragen, Sukarno. Sukarno meminta ada semacam intruksi atau himbauan dari gubernur agar para pejabat menyisihkan penghasilan untuk anak asuh. “Saya akan mencoba komunikasikan dengan gubernur agar ada semacam pendekatan guna menjadi orang tua asuh,” kata Rustrinihgsih.
Rustri juga menyatakan bersedia jika diundang ke kabupaten/kota untuk membantu agar kepesertaan pejabat menjadi orang tua asuh meningkat.”Tapi sayangnya, kalau saya ke kabupaten kota, malah bupati atau wakil bupatinya tidak hadir. Seperti halnya saat saya menyaksikan operasi bibir sumbing yang memakan dana ratusan juta,” kata Rustri.
Rustri mengajak kepada para pejabat eselon II setidaknya bisa menjadi orang tua asuh minimal untuk 4 anak, untuk eselon III sebanyak 3 anak, dan eselon IV sebanyak 2 anak asuh. “kalau cara ini bisa ditempuh, maka angka putus sekolah akibat ketidakmampuan orang tua secara ekonomi menyekolahkan anaknya bisa dikurangi,” katanya.
Wagub Rustri juga memuji rencana Pemkab Purbalingga yang akan mendirikan sekolah SMK khusus untuk anak-anak dari keluarga kurang mampu namun memiliki prestasi. “Saya mengapresiasi pendirian sekolah tersebut, yang rencananya juga akan mengajak para pejabat struktural untuk ikut mendukung keberlangsungan sekolah melalui pemberian sumbangan,” katanya.
Sementara itu Ketua umum LGNO-OTA Jateng, Hj Zaimatun Ali Mufiz mengatakan ,Lembaga Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (LGN-OTA) sejak 2008 – 2011 mampu menyalurkan dana asuh sebesar Rp 6,98 milyar kepada 49.679 anak asuh. Jumlah ini disalurkan oleh 26 kabupaten/kota yang telah melakukan konsolidasi sejak tahun 2008. “GNOTA pernah mengalami masa kritis pada tahun 2008, namun kondisi ini tidak mempengaruhi terhadap kinerja lembaga,” kata Hj Zaimatun Ali Mufiz.
Rakor dibuka oleh Wakil Gubernur Jateng Dra Hj Rustriningsih, M.Si yang juga Pembina lembaga GNO-TA Provinsi Jawa Tengah. Rakor yang diikuti pengurus GNOTA se jateng juga dihadiri Bupati Purbalingga Drs H Heru Sudjatmoko, M.Si. Dalam kesempatan tersebut juga disampaikan dana asuh dari Bank Jateng, Bank BRI, BPR BKK masing-masing Rp 6 juta, Bazda Rp 5,5 juta dan PD Owabong.
Disebutkan Zaimatun, untuk meningkatkan jumlah anak asuh dan dana terhimpun, GNOTA mengaktifkan kembali Forum Komunikasi Kelompok Orang Tua Asuh (FKKOTA) sebagai jejaring di Kecamatan. “FKKOTA lebih dekat dengan tingkat basis sehingga diharapkan mampu menggerakan potensi orang tua asuh untuk ikut menangani pendidikan keluarga kurang mampu,” kata Zaimatun.
Sementara itu Wakil Ketua Panitia Pelaksana Ny Hj Sudarli Heru Sudjatmoko mengatakan, rakor dimaksudkan untuk menyamakan persepsi tentang pentingnya konsolidasi Forum Komunikasi Kelompok Orang Tua Asuh (FKK-OTA) yang ada di kecamatan dalam mendukung kinerja LGN-OTA kabupaten/kota, serta konsolidasi atribut otganisasi dalam mendukung kemandirian eksistensi lembaga LGN-OTA Provinsi Jateng. ”Seluruh pengurus LGN-OTA di kabupaten/kota se-Jateng, kecuali Kabupaten Blora menyatakan akan menghadiri rakor,” kata ny Sudarli.
Sudarli menambahkan, dalam rakor dipaparkan materi antara lain kebijakan konsolidasi organisasi LGN-OTA Provinsi Jateng, kebijakan program Wajar Dikdas 9 tahun dan rencana program Wajar Dikdas 12 tahun. Juga akan dipaparkan dari peserta Rakor tentang manfaat kerjasama LGN-OTA Semarang dengan PT Asuransi Jiwasraya bagi anak asuh, kebijakan konsolidasi FKK-OTA di Kabupaten Purbalingga, penggalangan orang tua asuh LGN-OTA Kabupaten Karanganyar, Konsolidasi kegiatan GNOTA Rembang dan Kabupaten Pemalang, serta materi lainnya. (Humas/y)