PURBALINGGA, HUMAS – Sekretaris Daerah Imam Subijakto SSos MSi meminta agar semua kades yang terpilih dalam Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Tahap I dan II dapat memperlakukan semua warganya secara proporsional, adil dan berimbang. Jangan sampai, dendam masa kampanye terbawa selama masa kepemimpinan enam tahun kedepan.

Kades kuwe ramane wong sedesa. Aja ngasi kepikiran ‘kae wonge kae, kae wonge kae’. Semua harus diperlakukan sama, untuk kepentingan bersama,” jelasnya di depan 144 kades terpilih di sela-sela Pembekalan dan Pemberitahuan Teknis Pelantikan Kades, di Ruang Ardi Lawet Kantor Bupati Lantai II, Selasa (27/2).

Sekda meminta para kades terpilih tetap menjalin silaturahim dengan rivalnya selama pilkades termasuk dengan para botoh-nya. Karena pembangunan desa juga tak mungkin bisa dilaksanakan tanpa dukungan semua pihak, termasuk lawan politiknya itu.

“Sekalipun Anda itu calon tunggal, tapi tetap ada kan yang tidak nyoblos Anda? Karenanya, tetaplah rendah hati, sing bisaa ngrumangsani, sing grapyak, rangkul semua warga, jaga komunikasi dan tali silaturahim,” imbuhnya.

Kades pada masa sekarang jauh berbeda dengan lurah pada masa lalu yang relatif feodal. Sekda mengibaratkan lurah masa lalu, ‘idu geni’, sangat ditakuti warganya. Apalagi penatus, tak ada warga yang berani menatap.

“Tapi saat ini, kades itu bukan raja kecil yang harus dilayani, sebaliknya kades itu pelayan masyarakat, harus siap dicanang ceneng warga,” tambahnya.

Kades terpilih juga harus memperluas wawasan karena tipikal warga desa selalu menganggap kepala desanya mengetahui apa saja. Terutama tentang berbagai peraturan dan kebijakan, baik yang bersifat nasional, regional, lokal maupun perdesaan.

Seperti Pengantin

Sekda juga mengingatkan kades yang belum dilantik itu ibarat calon pengantin yang menanti masa ijab qobul. Jadi, sebaiknya sebelum Pelantikan Kades tanggal 13 Maret 2013, para kades terpilih menghindari berpergian ke luar kota atau melakukan hal-hal yang beresiko lainnya.

Aja neka-neka, mbok dadi cilaka, ngrepoti kabeh. Jangan pergi kemana-mana, jangan berpolah tingkah yang aneh-aneh. Ibarat dapat ndaru, kalau orangnya ogal-ogel, ndaru­ne bisa mental,” tegasnya. (Humas/cie)