PURBALINGGA, HUMAS – Wakil Bupati Purbalingga Sukento Ridho Marhaendrianto mengaku tak mau menganggu pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SMA/SMK/MA barang sedetikpun. Ketika melakukan peninjauan pelaksanaan UN, Wabup hanya melongok dari luar. Wabup bersedia menemui siswa setelah UN hari ketiga selesai dilaksanakan.
“Saya tak akan menganggu konsentrasi siswa, kalau sedetikpun konsentrasinya bisa kacau dan butuh waktu bermenit-menit lagi siswa mengembalikan konsentrasi itu,” ujar Wabup disela-sela melakukan pemantauan di sejumlah sekolah, Rabu (17/4).
Sejumlah sekolah yang dipantau wabup antara lain MAN Purbalingga, SMA 2 Purbalingga, SMAN 1 Purbalingga, SMAN Bobotsari dan SMK Muhamadiyah Bobotsari. Wabup yang didampingi Kepala Dinas Pendidikan Iskhak, lebih banyak menanyakan kepada pemantau dari universitas, petugas polisi, maupun dari pengawas di ruang pengawas. Bahkan, disela-sela pemantauan, wabup lebih banyak meninjau ruangan guru dan ruang perpustakaan.
Di MAN Purbalingga tercatat ada 217 peserta UN. Seluruh peserta masuk sejak hari pertama ujian Senin (15/4). Demikian juga di SMAN 2 Purblingga tercatat 224 siswa yang mengikuti ujian di 12 ruangan kelas. Sementara di SMAN 1 Purbalingga terdapat dua siswa yang tidak mengikuti ujian karena sakit dan kecelakaan. Di SMAN 1 Purbalingga tercatat 350 siswa yang mengikuti ujian. Di SMA Bobotsari tercatat ada 302 peserta ujian yang terdiri 137 siswa jurusan IPA dan 165 siswa jurusan IPS.
Suasana berbeda terjadi di SMA Muhamadiyah Bobotsari. Di sekolah itu bertepatan dengan jam usai ujian. Wabup Sukento sempat mendapati seorang siswi yang menangis usai mengerjakan soal matematika. Wabup menasehati agar tidak patah semangat, tetap belajar dan jangan lupa berdoa. “Tidak perlu menangis, harus tetap semangat dan teruslah berdoa agar hasilnya bisa lulus,” ujar Sukento kepada siswi jurusan sekretaris itu. Nasehat yang sama untuk membesarkan hayti siswa tersebut juga disampaikan oleh kepala sekolah SMK Muhamadiyah, Fauzan.
Di ruang kelas itu, wabup bersama kadisdik menyalami satu persatu siswa sembari memberikan dorongan semangat untuk menempuh ujian nasional di hari terakhir Kamis (18/4).
Di luar ruangan ujian, Wabup menanyakan beberapa siswa soal ujian matematika yang dikerjakannya. “Optimis bisa bagus pak, tapi sepertinya tidak bisa mendapat nilai 10,” tutur Ira, salah seorang siswi yang memperkirakan ada 12 soal yang salah dikerjakan.
Siswi lainnya Arlin Trinur Prihatin, juga mengaku optimis bisa lulus. Dari 40 nomor soal, hampir seluruhnya bisa dikerjakan. “Ada beberapa soal yang ragu jawaban saya, seperti soal geometri dan bangun,” tuturnya.
Prihatin dan Menyesal
Dibagian lain Wabup Sukento mengaku prihatin dan menyesal soal banyaknya siswa Kejar Paket C (setara SMA) yang tidak mengikuti ujian. Dari 525 siswa, ada 73 siswa yang tidak mengikuti ujian. Tiga memberikan alasan sakit, dan selebihnya 70 orang tidak memberikan keterangan. “Saya prihatin dan menyesal, sudah mengikuti pembelajaran selama ini, tetapi tinggal ujian saja tidak hadir,” kata Sukento.
Sementara itu Iskhak mengatakan, peserta ujian nasional untuk tingkat SMA, SMK/MA sebanyak 6.843 siswa. Jumlah ini terinci siswa SMA 2.624, MA 380, SMK 3.839. “Jika ditambah dengan peserta Kejar Paket C sejumlah 525 seluruhnya menjadi 7.368,” kata Iskak sembari menambahkan, untuk ujian susulan masih diberi kesempatan pada Senin (22/4) pekan depan.
Iskhak menambahkan, soal banyaknya peserta ujian Paket C yang tidak mengikuti UN dikarenakan beberapa alas an pribadi. Antara lain soal ekonomi, dan lokasi ujian. Rata-rata mereka juga ada yang sudah bekerja. “Untuk peserta Kejar Paket C berasal dari seluruh wilayah Purbalingga, dan lokasi ujian di kota yakni di SMK Muhamadiyah. Jadi mungkin ada yang kesulitan transportasi,” tambahnya. (Humas/y)