PURBALINGGA – Pemerintah kabupaten (Pemkab) Purbalingga dalam hal ini Dinas Pertanian menggandeng PT Petrokimia Gresik guna meningkatkan jumlah produksi padi. Peningkatan produktivitas padi diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan di Purbalingga. Dimana pada tahun 2016 Purbalingga mengalami surplus beras sebanyak 65 ribu ton dan tahun 2015 sebanyak 22 ribu ton.
Wakil Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) mengapresiasi PT Petrokimia Gresik yang telah menyediakan demplot padi seluas setengah hektar di Desa Sempor Lor Kecamatan Kaligondang. Demplot tersebut merupakan pola intensifikasi pertanian guna meningkatkan produksi pertanian yang mana di Purbalingga tidak mungkin dilakukan perluasan lahan padi lagi.
“Adanya disfungsi lahan pertanian di Purbalingga juga mendorong pemerintah agar bisa meningkatkan intensisitifikasi pertanian dengan sapta usaha tani. Kegiatan intensifikasi tersebut telah meningkatkan jumlah produksi dari 6,6 ton perhektar menjadi 8,3 ton perhektar,” katanya saat melakukan panen di Desa Sempor Lor, (Jum’at, 22/9).
Sapta usaha tani tersebut menurut Tiwi antara lain pemilihan bibit dan pemilihan benih, terutama bibit yang dengan ketahanan penyakit baik seperti hama wereng dan tikus. Kemudian pengolahan tanah dengan pola jejer legowo, pemupukan yang berimbang, pengendalian hama , pengairan serta pemasaran produksi pertanian.
“Pada pasca panen ini diharapkan petani dapat mendapatkan harga yang selayaknya, jangan sampai saat panen harga turun, sehingga petani mengalami kerugian,” katanya.
Sedangkan Manager Promosi dan Perencanaan Pemasaran PT Petrokimia Gresik mengatakan apa yang dilakukan Petrokimia Gresik bertujuan meningkatkan produktifitas padi melalui intensifikasi pertanian dengan cara pendampingan kepada petani. Kerjasama ini dilakukan dengan para penyuluh Badan Penyuluh Kecamatan (BPK) di 10 Kecamatan dan Dinas Pertanian Purbalingga.
“Dari target 8.100 hektar di sepuluh kecamatan telah tercapai 7.400 hektar atau 91 persen , untuk Kecamatan Kaligondang telah mencapai 802 hektar. Kita juga telah bekerjasama dengan PT Jasindo terkait dengan asuransi usaha tani padi,” katanya.
Terkait dengan alih fungsi lahan, Kepala Dinpertan Lily Purwanti mengatakan di Purbalingga masih dibawah 1 persen dari total luas lahan. Untuk itu perlu intensifikasi pertanian terutama untuk penyediaan bibit padi yang memiliki masa tanam pendek sehingga dalam satu tahun bisa 3 musim tanam, dan produktivitasnya bisa mencapai 50 persen dari biasanya.
“ Bibit PM 400 berumur 84 hari, kalau diwilayah ketersediaannya cukup bisa panen tiga kali dalam setahun. Bibit ini telah di uji cobakan di wilayah Kecamatan Bukateja dan hasilnya memuaskan,” pungkasnya. (PI-2)