Balai Penelitian dan Pengembangan Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (Balitbang P2B2) provinsi Jawa Tengah yang ada di Banjarnegara memobilisasi ribuan warga di 3 kelurahan. Ketiga keluarahan tersebut merupakan daerah endemis DB di kabupaten Purbalingga. Ketiga kelurahan tersebut, Kelurahan Purbalingga Wetan, Kalikabong dan desa Penaruban.
Para warga diminta untuk mengumpulkan jentik, larva dan nyamuk dewasa. Nyamuk dan jentik serta larva hasil tangkapan warga itu akan diteliti di laboratorium untuk mengukur tingkat resistensi nyamuk tersebut terhadap insektisida yang digunakan dalam program kesehatan oleh Kementerian Kesehatan.
Ketua tim peneliti P2B2 di Purbalingga, Sunaryo SKM MSc mengatakan, nyamuk, jentik dan larva itu akan diteliti di laboratorium P2B2 untuk mengukur tingkat resistensi nyamuk terhadap insektisida program pemerintah. Jentik dan jarva nyamuk itu akan diuji dengan menggunakan abate. Sedang nyamuk dewasa dengan malathion dan cypermethrin. Bila tingkat kematian jentik, larva dan nyamuk dewasa itu dibawah 80 persen, artinya insektisida program pemerintah itu sudah tidak efektif lagi untuk pemberantasan nyamuk.
Warga diminta menangkap nyamuk resting pada pagi hari antara pukul 6 hingga 10. Sedangkan pencatatan hasil penangkapan pada form serta data lingkungan meliputi curah hujan, suhu dan kelembaban udara di lokasi penangkapan nyamuk dilakukan oleh anggota tim peneliti. Selain diminta menangkap dan menyetor nyamuk-nyamuk itu, Balitbang P2B2 juga membagikan kuesioner mengenai penggunakan insektisida oleh warga.
Insektisida itu meliputi obat nyamuk bakar, semprot atau yang berbentuk lotion. Penggunaan insektisida oleh warga perlu akan dicatat karena semakin sering penggunaan insektisida seperti obat nyamuk bakar, semprot atau lotion akan membuat nyamuk semakin kebal terhadap jenis insektisida tersebut.
Coyright@UmangRSP