PURBALINGGA, INFO – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) mendorong pemerintahan desa untuk memanfaatkan sampah sebagai salah satu unit usaha Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) di wilayahnya masing-masing. Masyarakat bisa mengolah sampah  organik menjadi juice sampah yang bisa bernilai ekonomi tinggi.

“Sampah bisa menjadi salah satu ajang bisnis di desa. Pemdes perlu mengedukasi warga untuk membuang sampah rumah tangga secara terpilah. Botol, kertas, besi dll bisa langung dijual untuk di daur ulang. Tapi yang sampah organik (daun, ranting, seresah, buah dll sampah organik) jangan dibuang. Ini bisa diolah kembali menjadi juice sampah. Ampasnya menjadi pupuk kompos”,  kata Counterpart staf khusus Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Ir. Charis Hartanto, saat melakukan sosialisasi peraturan desa tentang perlinduingan dan pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam di aula Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Purbalingga, Sabtu (28/10). Sosialisasi diikuti 45 orang yang terdiri dari kepala desa, perangkat desa dan tokoh masyarakat desa.

Charis mengungkapkan, pihaknya bekerjasama dengan tim dari PT Warinta Sukses Raya  telah menerapkan produk juice sampah ini ke demplot-demplot di Jawa Barat, Sumatera, Kalimantan. Dan  hasil panennya melimpah serta berumur singkat. Untuk semua tanaman. Tentu saja dengan dosis yang sesuai.  Tim juga meyakinkan bahwa juice pupuk dari sampah organik ini kelak bisa diproduksi desa untuk digunakan desa sendiri. “Jadi para petani tidak perlu mengeluarkan uang membeli pupuk, namun sudah bisa menyediakan sendiri pupuk dengan memanfaatkan sampah warga. Untuk menggerakkan kelembagaan ini perlu manajemen yang guyub dan rukun. Pola BUMDesa dirasa lebih cocok karena tetap bermuara bisnis,” kata Charis.

Dengan pembuatan juice sampah, semua diuntungkan. Lingkungan kampung jadi bersih, penduduknya guyub rukun karena memilah dan memproses sampah, petani bisa berhemat karena menggunakan pupuk produksi sendiri. “Dan pengalaman yang sudah dijalankan, kelebihan produk bisa dijual ke lain desa sehingga mendatangkan profit bagi BUMDes”, tambah Charis.

Charis yang didampangi konsultan dari PT. Warinta Sukses Raya, Project Leader Pengelolaan Sampah Modern, menstimulasi peserta agar inovatif dan kreatif.  Dalam waktu dekat, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui PT. Warinta Sukses Raya juga akan memfasilitasi pelatihan pemrosesan sampah organik menjadi pupuk cair (juice) skala mikro untuk persiapan agar desa bisa mandiri menyediakan pupuk bagi petani masing-masing.

“Apabila direncanakan dan dijalankan serius,  BUMDes akan mengelola ratusan  juta dari bisnis pemrosesan sampah ini,”  timpal Lano, peneliti dari PT. Warinta Sukses Raya.

Kepala Bidang Penataan dan Pemanfaatan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Purbalingga, Eri Rusdi Wibowo, S.Hut, MA mengatakan,  pengelolaan Lingkungan dan sumberdaya alam sangat penting karena mengingat masa sekarang syarat pembangunan selalu dikaitkan dengan resiko lingkungan, serta harus menerapkan prinsip Pembangunan berkelanjutan, artinya membangun tidak berorientasi sesaat, namun untuk generasi yang akan datang, serta membangun berarti harus mengindahkan pihak lain di tempat yang berbeda. Untuk itu perlu semangat kebersamaan, guyub rukun dalam jalinan networking yang saling mendukung.

“Mudah-mudahan melalui kegiatan sosialisasi ini akan lahir enterpreneur-enterpreneur desa didalam BUMDes yang mampu berbisnis dengan sampah yang selama ini dianggap tidak berguna, menjadi barang yang bernilai ekonomis. Sehingga lingkungan terjaga, produktifitas pertanian meningkat dan perekonomian desa bisa hidup”,  kata Eri Rusdi. (PI-1)