PURBALINGGA, INFO– Di banyak daerah termasuk Purbalingga, banyak aset yang tidak diinventarisir dengan baik. Itu juga menjadi indikator BPK(Badan Pemeriksa Keuangan) memberi opini WDP (Wajar Dengan Pengecualian). Masalah tersebut direspon cepat oleh pemerintahan Tasdi (bupati Purbalingga sekarang) sejak dia terpilih untuk menertibkan aset yang ada di Kabupaten Purbalingga.

Dengan tertibnya(data) aset yang ada di Kabupaten Purbalingga saat ini, Purbalingga di anugerahi WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) dari BPK pada tahun 2016. Karena banyak daerah yang mendapat WDP dengan alasan aset tidak terdata dengan baik. Dengan niat untuk mempertahankan WTP itulah Pemerintah Kabupaten Purbalingga secara rutin mensosialisasikan cara pengisian SIM Aset. Sebuah aplikasi yang dikelola admin bidang aset Badan Keuangan Daerah(Bakeuda) Kabupaten Purbalingga. Seperti yang telah dilakukan pada (20-23/11) di aula Bakeuda Purbalingga.

BimTek(Bimbingan Teknis) yang diikuti oleh seluruh OPD(Organisasi Perangkat Daerah) yang berjumlah 160 peserta tersebut dibuka oleh Kasubid Aset Bakeuda Wibowo, S.Sos. Wibowo mengatakan zaman teknologi yang berkembang begitu pesat harus dimanfaatkan dalam segala lini termasuk inventarisasi asset. Karena sebelum adanya aplikasi SIM aset, aset yang ada di Kabupaten Purbalingga tidak terdata dengan baik sehingga akan mengalami kesulitan jika diaudit.

“Melalui aplikasi SIM aset yang sedang disosialisasikan, seluruh penyelengggara pemerintahan di Kabupaten Purbalingga akan dengan mudah mendata aset yang ada. Darisitu akan diketahui tindak lanjut dengan aset terdata. Mungkin akan dihibah, dilelang dan sebagainya,” kata Wibowo.

Selanjutnya jika OPD di Kabupaten Purbalingga telah siap menggunakan SIM Aset(Sistem Informasi Manajemen Aset), mereka dituntut untuk menyajikan out put yang sewaktu-waktu akan diperiksa pihak terkait. Langkah tersebut dinilai tepat karena inventarisasi asset lewat aplikasi lebih detail memasukan jenis aset dan tentunya lebih efisien dalam sisi waktu.

Pemateri dari CV SeML, Arif Nugroho, S.Kom mengatakan ada perubahan perilaku sebelum dan sesudah aplikasi SIM Aset diterapkan. Pihak pengguna aplikasi lebih berhati-hati dan disiplin dalam menginventarisir asset disbanding sebelum adanya aplikasi tersebut. Arif yang merupakan konsultan dari CV SeML Semarang (bergerak di bidang IT) menambahkan aplikasi tersebut terus mendapat maintenance(pemeliharaan/pengawasan) dari pihaknya sehingga kendala teknis akan cepat teratasi.

Arif pun berharap acara BimTek semacam itu di kemudian hari harus diikuti dengan serius oleh peserta. Sehingga manfaat dari bimbingan maupun pelatihan bisa terasa oleh user yaitu OPD yang ada di Kabupaten Purbalingga. Karena menurut pengalamannya di beberapa daerah lain, banyak peserta yang asal berangkat demi memenuhi perintah atasan.

“Saya berharap peserta yang notabene adalah seluruh OPD di Kabupaten Purbalingga dapat menyerap materi dengan baik. Mengingat pentingnya aplikasi ini bagi institusi peserta untuk mendata asset yang dimiliki. Jangan sampai peserta berangkat hanya untuk memenuhi perintah atasan,” pungkas Arif Nugroho.