PURBALINGGA, HUMAS – Saat ini Indonesia masih menghadapi tingginya penyakit infeksi (baik re-emerging maupun new emerging) termasuk diantaranya Tuberkulosis/TB dimana jumlah penderita yang sebelumnya mulai menurun, kembali menunjukkan peningkatan akibat pengaruh epidemic HIV/AIDS.
Penemuan Kasus Tuberkulosis Paru- MDR (Multi Drug Resisten) atau TB kebal obat di daerah memicu pemerintah bekerja keras berupaya menanggulangi secara maksimal untuk mencegah terjadinya penularan. Upaya tersebut meliputi standarisasi pelayanan pasien TBC Paru MDR, termasuk tatalaksana diagnosis, pengobatan serta penjaringan suspek (tersangka) TBC Paru MDR sehingga pasien penderita tersebut dapat terdeteksi sedini sehingga wabah tidak semakin meluas.
“Pada tahun 2011 Indonesia menempati urutan ke empat di dunia untuk tingginya angka insiden TB setelah India, China, dan Afrika Selatan, Sementara untuk MDR-TB Indonesia menempati urutan ke 9 diantara 27 negara sehingga masalah TB menjadi masalah kesehatan masyarakat yng serius. Di Kabupaten Purbalingga dari tahun 2009 sampai dengan sekarang sudah ada 133 suspek TBC-MDR yang menyebar di seluruh Puskesmas,” jelas Drs Marsiman, Apt, Plh. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga saat membuka Pertemuan Sosialisasi Program Penanggulangan Tuberkulosis Paru – MDR (Multiple Resistent) Tahu 2013 di Wisma Asri Selasa (29/10) dihadapan para Kepala SKPD, Direktur Rumah Sakit, Para Camat Se-Kabupaten Purbalingga, Organisasi Wanita, LSM dan Kepala Desa.
Marsiman juga menjelaskan bahwa dari 133 suspek yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Purbalingga hasilnya dikirim ke RSU dr Moewardi Solo serta ditemukan lima pasien TBC Paru MDR yang sekarang sedang dalam pengobatan di dua Puskesmas rawat Inap Bobotsari dan Padamara.
“Dari keliama pasien tersebut adalah suami istri dan yang satunya lagi sedang menjalani pengobatan di Kabupaten Banyumas. Sedangkan suspek yang belum dikirim specimennya ke RSUD dr Moewardi sudah dijadwalkan untuk dikirim.” jelasnya
Terkait untuk mencegah meluasnya TB Paru –MDR Pemkab melalui Dinas Kesehatan Kabupaten melakukan berbagai upaya diantaranya memperluas kegiatan cakupan penemuan penderita melalui sarana pelayanan kesehatan (yankes) dengan tahapan sebagai berikut, memperkuat penatalaksanaan program penanggulangan TB-DOTS di Puskesmas dengan melibatkan lintas program (BP, Pustu, PKD, Naping, Promosi dll. Selain itu Dinkes juga melibatkan RS Pemerintah dan Swasta perluasan pelaksanaan program TB-DOTS, serta terciptanya jejaring internal dan exrternal di masing-masing Unit ppelayanan Kesehatan (UPK).
Di Kabupaten Purbalingga Cakupan Penemuan Penderita (CDR) sebesar 70 Persen yang ditargetkan belum tercapai, angka CDR tahun 2010 sebesar 52 persen, tahu 2011 56 persen, dan tahun 2012 sebesar 54,6 persen sehingga perlu peningkatan kinerja guna tercapainya CDR yang lebih tinggi pada tahun 2013 yang masih tersisa tiga bulan lagi.
Selain itu untuk mendukung pencapaian CDR tersebut agar sesuai harapan pada layanan kesehatan telah disapkan prasarana dan sarana yang memadai di Puskesmas seperti 24 tenaga dokter di Puskesmas dan 9 dokter terlatih di RS, 22 tenaga paramedic Poskesmas dan 7 tenaga paramedic Rumah Sakit terlatih sebagai pengelola program pada 22 Puskesmas dan 4 RS serta 1 tenaga Rutan terlatih. Disamping itu disiapkan pula 21 tenaga analisis Puskesmas dan 5 tenaga analis RS yang professional, sarana laboratorium yang memadai di 22 Puskesmas dan 4 RS serta dukungan dan dari GF-ATM yang cukup dan ditambah anggaran masing-masing Puskesmas sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan.
Berikut data Suspek TBC Paru-MDR/Kecamatan/Puskesmas/Desa Se-Kabupaten Purbalingga tahun 2009 hingga 2013 Kecamatan Kemangkon sebanyak 7orang, Kecamatan Bukateja 10 orang, Kecamatan Kejobong 4 orang, Kecamatan Pengadegan 5 orang, Kecamatan Kaligondang 5 orang, Kecamatan Purbalingga 4 orang, Kecamatan Kalimanah 12 orang, Kecamatan Padamara 13 orang, kecamatan Bojongsari 13 orang, Kecamatan Mrebet 11 orang, Kecamatan Bobotsari 7 orang, Kecamatan Karangreja 5 orang, Kecamatan Karangjambu 2 orang, Kecamatan Karanganyar 9 orang, Kecamatan Kertanegara 6 orang, Kecamatan Karangmoncol 7 orang dan Kecamatan Rembang 1 orang, jumlah keseluruhan 134 orang. (Humas-Key)