Sebanyak 141 remaja dari lima kabupaten se-Barlingmascakeb ikut menyemarakkan Pertandingan Catur Serayu Cup Kelima 2013 di Aula Dinas Pendidikan Kabupaten Purbalingga, Minggu (22/12). Pertandingan khusus atlet catur junior yang dilaksanakan sejak pagi hingga malam hari dalam enam babak itu juga untuk memperingati Hari Jadi kabupaten Purbalingga ke-183.
“Ini sebenarnya even tahunan yang telah digelar sejak tahun 2009. Karena di tahun kelima ini Purbalingga kembali menjadi tuan rumah, ya kami selenggarakan sekalian untuk memperingati Hari Jadi Kabupaten Purbalingga ke-183,” ujar Ketua Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Purbalingga yang juga Ketua Percasi Binwil Banyumas, Drs Subeno SE MSi.
Percasi Purbalingga sendiri mewakilkan 34 atlet juniornya. Peserta terbanyak dari Banyumas dan Cilacap masing-masing 40 atlet. Dari Banjarnegara hanya mewakilkan 16 atlet dan paling sedikit dari Kebumen sebanyak 11 atlet.
Para atlet junior ini dibagi dalam tujuh nomor pertandingan, yaitu Kelompok A (< 19 tahun), B (< 17 tahun), C (< 15 tahun), D (< 13 tahun), E (11 tahun), F (< 9 tahun) dan G (< 7 tahun). Semua nomor akan dipilih Juara 1, 2 dan 3. Masing-masing juara akan memperoleh medali, piagam dan uang pembinaan. Untuk Juara 1 medali emas dan uang senilai Rp 300ribu, juara 2 medali perak dan senilai Rp 200ribu dan Juara 3 medali perunggu dan senilai Rp 100ribu.
“Dan secara keseluruhan, akan dipilih Juara Umum yang akan memperoleh Piala tetap dan bergilir. Yaitu kabupaten yang paling banyak memperoleh medali emas. Jadi ada juara umum 1,2 dan 3,” jelas Subeno yang kini menjabat sebagai Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM.
Sejak Dini
Subeno menambahkan Pertandingan Catur Serayu Cup ini diselenggarakan mulai tahun 2009 berangkat dari keinginan mempersiapkan atlet berprestasi sedini mungkin. Atlet Pemusatan Pelatihan Nasional (Pelatnas) Lutfi Ali yang belum lama menggondol dua medali emas dalam Kejurnas 2013, juga salah satu atlet junior asal Purbalingga yang pernah ikut Pertandingan Serayu Cup ini.
Menurut Subeno, gairah olahraga catur di Purbalingga cukup menggembirakan. Selain telah tersedia klub-klub catur, banyak juga sekolah yang menyelenggarakan ekstra kurikuler catur. Sayangnya, harus Subeno akui, untuk bisa mencetak atlet cemerlang seperti Lutfi Ali memang harus ada dukungan luar biasa dari orang tua, pihak sekolah, para praktisi catur dan Pemkab Purbalingga.
“Lutfi Ali tidak akan sampai sejauh ini jika taka da dukungan orang tua, sekolah, pelatih dan Pemkab Purbalingga. Saya masih sangat prihatin, kadang masih ada saja orang tua dan pihak sekolah yang kurang memfasilitasi bakat dan minat anaknya itu,” pungkasnya. (cie)