PURBALINGGA – Pendidikan Kepramukaan tidak hanya relevan diterapkan pada era masa lalu yang susah dan penuh keterbatasan, akan tetapi juga masih sangat relevan diterapkan pada era globalisasi sekarang ini. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi di hadapan para wartawan saat mengunjungi langsung tenda-tenda kontingen di Jambore Daerah (Jamda) SD MI Ke-IV Kwarda Jawa Tengah di Bumi Perkemahan Desa Munjuluhur, Kutasari, Senin (2/7).
Menurut Heru, kegiatan jambore atau kepramukaan umunya merupakan pendidikan karakter yang sungguh-sungguh. “Apalagi untuk kali ini ditujukan kepada anak SD/MI yang sebelum beranjak dewasa. Mereka awalnya mungkin menghafal pembukaan UUD’45, Pancasila, Dasa Dharma, semua ini adalah nilai yang sangat substansial bagi kehidupan masa depan mereka nantinya,” sambung Heru.
Dasa Dharma merupakan roh dari Pancasila yang diterapkan dalam dunia kepramukaan. Kata Heru, itu merupakan penanaman karakter bangsa dimulai dari anak anak untuk diaplikasikan dalam kehidupan di rumah.
“Oleh karena itu, penidikan kepramukaan sangat relevan di era globalisasi sekarang ini. Bahkan lebih relevan lagi. Karena di era kemajuan teknologi informasi seperti ini, berbagi informasi dan pemahaman bahwa seluruh masyarakat Indonesia punya ketahanan diri, kalau punya identitas keindonesian, identitas budaya yang penuh persaudaraan dan kegotongroyongan,” ungkapnya.
Pemilihan lokasi Jamda di bumi perkemahan juga bagian dari mendidik karakter anak dari poin ke-2 Dasa Dharma, yaitu cita alam dan kasih sayang sesama manusia. Konsep lingkungan berupa alam yang penuh pepohonan dan asri.
“Ini sekaligus untuk menumbuhkan rasa cinta alam. Mereka tinggal di tempat yang penuh dengan tumbuhan tidak seperti hotel. Mereka bersama-sama dalam tenda yang dibangun singkat, dari bahan lokal, dan murah, itu juga melatih jiwa bersahaja mereka,” ujarnya.
Keterbatasan Menjadi Bagian dari Pendidikan
Jamda SD MI Ke-IVKwarda Jawa Tengah diikuti kurang lebih 36 kontingen masing-masing putra dan putri yang berasal dari 35 kabupaten/kota se-Jawa Tengah. Ketua Kwartir Daerah Jawa Tengah Prof Dr Ir S Budi Prayitno MSc mengatakan fasilitas umum yang tersedia di Bumi Perkemahan Munjuluhur ini sudah memadai mulai dari kapling, MCK, Air Bersih dan penerangan umum.
Meski demikian dengan keterbatasan-keterbatasan yang ada diharapkan bisa menjadi bagian pendidikan tersendiri bagi anak-anak. Setiap keterbatasan yang ada menjadi tantangan karakter sebagai pengalaman dan penghayatan dini. Sehingga harus bisa mengelola diri teman, disiplin oraganisasi,peduli dg teman.
“Itu bagian dari tantangan karakter. Semua akan dialami di masa dewasa mereka nanti. Miniaturnya disini. Kalau ada kekurangan itu bagian dari kependidikan, harus ada sub-ideal supaya ada toleransi, peduli, mawas diri, membantu kawan, mencoba mengelola sesuatu karena tebatas, harus berbagi. Ini bagian dari proses pendidikan, jangan dipandang sebagai kekurangan semata, memang itu sengaja kita buat,” tutur Budi.
Implementasi Dasa Dharma, kata Budi juga merupakan hal yang masih relevan diterapkan pada saat ini. Diharapkan, dalam interakhsi sosial bermasyarakat, mereka akan memiliki jiwa kesalehan yang baik. Untuk mereka pribadi akan terdidik jiwa hemat, cermat dan bersahaja, karena semua serba terbatas.
“Mudah mudahan ini menjadi pondasi di kemudian hari kesuksesan apapun yang akan mereka raih, mereka tidak akan meninggalkan jiwa kesederhanaannya. Penerapan di luar sekolah tidak serta merta dipanen, harus ditanam dan dipupuk. Melalui pramuka inilah sebagai proses menanam memupuk itu,” katanya.
Sementara itu Plt Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon menyatakan kebanggaan dan kehormatan karena Purbalingga menjadi tuan rumah Jamda ini. “Selain dalam mendukung program kepramukaan yang berkater rajin mandiri dan unggul ini, juga menjadi bagian pengenalan potensi daerah Purbalingga kepada Jawa Tengah,” katanya.(Gn/Humas)