PURBALINGGA – Menindaklanjuti MoU pada 26 Juni 2018 lalu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasama untuk mengatasi berbagai problem potensi daerah yang ada di Purbalingga. Hal itu dibahas dalam kegiatan Workshop Kerjasama dengan menghadirkan 4 orang akademisi dari LIPI yang dipertemukan dengan kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Kepala BUMD/BUMN dan Camat se-Kabupaten Purbalingga di Operational Room Graha Adiguna Kompleks Pendopo Dipokusumo Kabupaten Purbalingga, Senin (9/7).
Kepala LIPI Dr Laksana Tri Handoko MSc menyampaikan melalui workshop ini diharapkan LIPI bisa berkontribusi menyelesaikan masalah, baik itu pengembangan ekonomi, sumber daya lokal, kuliner kerajinan batik maupun kebun raya.
“Rencana akan adanya bandara dan exit tol, ini harus segera dimanfaatkan, kalau tidak maka akan direbut tetangga. Orang yanya lewat saja di Purbalingga tapi tidak mampir. Pengalaman itu pernah terjadi di Subang, ketika tol selesai, tidak ada orang berhenti di Subang. Seharusnya adanya hal seperti itu harus disiapkan sedini mungkin,” katanya.
Handoko menilai momentum saat ini masih memungkinkan untuk segera dimanfaatkan. Selain potensi masih terjaga, juga kompetitor belum ada. Menurutnya segala produk ikon Kabupaten Purbalingga bisa langsung siap ditampilkan ke pasar. “Sembari itu, test marketnya nanti bisa dicoba di dekat Pemalang atau rest area tol,” katanya.
Sementara itu Plt Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon menaruh harapan agar kegiatan workshop ini bisa membuka wawasan Pemkab Purbalingga terkait dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka meningkatkan potensi dan daya saing daerah. Salah satunya terkait bagaimana mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA), sarana dan pra sarana agar Purbalingga ini punya daya saing berkompetisi dengan daerah lain.
“Apalagi dengan adanya bandara, kita jangan sampai hanya jadi penonton. Artinya bagaimana memanfaatkan peluang agar bisa lebih maju dalam hal prerkonomian,” katanya.
Plt Bupati Tiwi memaparkan, Purbalingga memiliki berbagai potensi daerah yang bisa dikembangkan. Beberapa potensi yang dimiliki di Purbalingga diantaranya adalah sektor pertanian. Masyarakat Purbalingga mayoritas adalah petani yang menyumbangkan 30% PDRB Kabupaten Purbalingga. “Tahun 2017, kami masih surplus beras sebanyak 53 ribu ton. Produk holtikultura kita juga beragam, ada nanas di Siwarak, Stroberi di Serang, ada dukuh Kalikajar,” katanya.
Meski demikian masih ada sejumlah problem yang dihadapi. Sehingga, ia berharap agar LIPI bisa berperanserta untuk memecahkan masalah tersebut. Salah satu diantaranya adalah persoalan kualitas gula kelapa.
“Kami punya 14ribu penderes, sebagian produk organiknya telah diekspor ke luar negeri. Meski demikian kadang masih ada yang tidak lolos ekspor karena kualitasnya belum memenuhi standard. Kami harap agar bagaimana LIPI bisa membantu menemukan trobosan untuk meningkatkan kualitas produksi gula kelapa tersebut,” katanya.
Disamping itu, persoalan juga terjadi di sektor pelaku UMKM dan para pengrajin batik. Plt Bupati Tiwi menilai mental kewirausahaan mereka belum tertata untuk maju. “Kami memang ada program bela-beli agar produk mereka bisa terbeli, namun mental mereka untuk maju belum ada, baik untuk meningkat dari informal, menjadi formal atau padat karya,” katanya.
Melalui kegiatan workshop yang mempertemukan antara akademisi LIPI dan stakeholder di Purbalingga ini, menjadi tonggak awal sinergi antara Pemkab Purbalingga dengan LIPI. Diantaranya bagaimana memberdayakan potensi daerah dengan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningktakan kesejahteraan.
“Harapannya ada solusi solusi baik terkait dengan pertanian, industri, kerajinan, perdagangan dan UMKM. Simbiosis mutualisme ini bisa terus terjalin sehingga apa yang jadi masalah dan kebutuhan bisa bareng –bareng dicari solusinya,” katanya.
Adapun akademisi dari LIPI yang menjadi narasumber pada workshop kali ini diantaranya adalah Dr Pramono Nugroho MEng Sc selaku Kepala Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna; Dr Didik Widyatmoko MSc Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor; Ragil Yoga Edi SH LLM Kepala Pusat Inovasi LIPI; dan Hadi Julendra SPt MSc Kepala Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam LIPI.(Gn/Humas)